Semarang (ANTARA) - Perwakilan Kolegium Dokter Indonesia dr. Rosa Maria Carli menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dan pihak-pihak terkait untuk memberikan sertifikat kompetensi vasektomi bagi dokter umum.
Perempuan yang akrab disapa Carli tersebut mengemukakan, para dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran selama ini belum memiliki keterampilan khusus vasektomi, sehingga pelatihan yang diberikan kepada mereka sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi terkait metode operasi KB jangka panjang pria tersebut.
"Jadi awalnya dokter-dokter yang tamat dari Fakultas Kedokteran itu, mereka tidak sampai mampu melakukan tindakan vasektomi tanpa supervisi atau pendampingan, akhirnya, sekarang dibuat kursusnya atau sertifikat kompetensi tambahan, supaya dokter-dokter ini kalau suatu saat praktik, di situ akan dilihat kewenangannya sehingga masyarakat merasa aman," ujar Carli di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Kolegium Dokter Indonesia nantinya akan mengadvokasi Kemendukbangga/BKKBN, Kementerian Kesehatan, dan pemangku kepentingan terkait untuk menentukan masa berlaku sertifikat, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berubah setiap saat.
"Kita mau bekerja sama dengan BKKBN, Kolegium Dokter, serta spesialis urologi untuk mengeluarkan hal tersebut. Kalau memang ini program dari pemerintah, kami tentu senang sekali, apalagi tugas kolegium itu membuat anggotanya menjadi lebih terampil, lebih pintar, lebih hebat," katanya.
Melalui sertifikasi dokter umum untuk melakukan vasektomi tersebut, diharapkan ke depan mereka bisa bebas praktik di mana saja jika sewaktu-waktu dibutuhkan masyarakat dengan kompetensi yang terstandar dan terpercaya.
Baca juga: Dokter umum kini dapat pelatihan khusus agar mampu layani vasektomi
"Jangan sampai ada dokter lain yang mungkin belajar dari Youtube atau belajar dari luar yang kita enggak ngerti, kemudian mereka mengerjakan vasektomi, tiba-tiba ada kejadian yang tidak diinginkan, itu kita juga enggak pengin, kita enggak mau di satu sisi masyarakat dirugikan," paparnya.
Untuk saat ini, Kolegium Dokter akan terus berdiskusi dengan Kemendukbangga/BKKBN untuk mengawal masa berlaku sertifikat.
"Tadi saya sudah berdiskusi dengan fasilitatornya, ada yang bilang sebaiknya bisa seumur hidup, tetapi tentunya kolegium akan menilai apa komitmen dari BKKBN dalam mengawal karena kan ilmu itu berkembang terus, itu kan perkembangan zaman yang harus kita ikuti, oleh karena itu akan kita nilai rencana BKKBN seperti apa untuk mengevaluasi yang sudah lulus," tuturnya.
Berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN tahun 2024, kesertaan pria dalam ber-KB hanya sekitar 2,45 persen menggunakan kondom dan 0,16 persen menggunakan vasektomi.
Dalam rangka meningkatkan kesertaan ber-KB bagi pria, United Nations Population Fund (UNFPA) secara aktif mendorong dan memfasilitasi keterlibatan laki-laki melalui berbagai program dan strategi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
UNFPA juga mendorong peran aktif laki-laki dalam pengambilan keputusan terkait keluarga berencana dan penggunaan kontrasepsi. Mengikutsertakan laki-laki secara aktif dalam program KB berarti mempromosikan kesetaraan gender dan tanggung jawab bersama dalam keluarga.
Di Indonesia, UNFPA bekerja sama dengan pemerintah, Kementerian Kesehatan dan Kemendukbangga/BKKBN dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan keluarga berencana bagi laki-laki, khususnya metode vasektomi tanpa pisau.
Baca juga: Motivator KB Pria sebut vasektomi bukti cinta tertinggi untuk istri
Baca juga: Kemendukbangga-UNFPA latih dokter umum tingkatkan kesertaan KB pria
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































