Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Faisal Parlindungan Sp.PD menyampaikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan peluang mengalami kondisi hipotermia saat mendaki gunung.
Kondisi yang rentan dihadapi oleh para pendaki saat menghadapi penurunan suhu drastis dan cuaca buruk daerah pegunungan itu, menurut dia, bisa ditekan kemungkinan terjadinya dengan persiapan yang baik.
"Dengan persiapan yang baik, risiko hipotermia saat mendaki gunung bisa diminimalkan, sehingga perjalanan tetap aman dan nyaman," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu saat dihubungi ANTARA pada Senin (3/3).
Ia menekankan pentingnya para pendaki mengecek prakiraan cuaca pada masa pendakian serta mempersiapkan rencana perjalanan.
"Hindari perjalanan saat cuaca ekstrem. Jangan mendaki sendirian, dan pastikan anggota tim tahu cara mengatasi hipotermia jika terjadi keadaan darurat," katanya.
Ia menyarankan para pendaki menyiapkan bekal pakaian berlapis untuk menghadapi cuaca dingin.
Lapisan pertamanya bisa berupa pakaian berbahan dry-fit atau wol yang bisa menyerap keringat dan menjaga tubuh tetap kering, lapisan kedua berupa jaket bulu atau jaket bawah untuk menjaga panas tubuh, dan lapisan ketiga dapat berupa jaket tahan air serta tahan angin untuk melindungi tubuh dari hujan dan angin.
"Hindari (pakaian berbahan) katun, karena menyerap air dan sulit kering," kata dokter Faisal.
Ia menyampaikan bahwa perlengkapan tambahan seperti sarung tangan, kaos kaki wol, syal, serta topi atau tudung juga diperlukan untuk mencegah kehilangan panas melalui kepala dan ekstremitas.
Baca juga: Waspadai AMS dan hipotermia saat mendaki gunung
Baca juga: Langkah-langkah untuk menolong orang yang mengalami hipotermia
Dokter Faisal mengemukakan pentingnya menghindari penurunan suhu tubuh selama melakukan pendakian.
"Jika berkeringat sesuaikan pakaian dengan melepas atau menambah lapisan agar tidak terlalu panas atau dingin. Gunakan raincoat atau ponco saat hujan," katanya.
Selain itu, dia menyarankan para pendaki memastikan kebutuhan kalori tubuh tercukupi selama melakukan pendakian di daerah dengan suhu rendah.
Makanan tinggi kalori seperti cokelat, kacang-kacangan, dan makanan berlemak dapat dikonsumsi untuk membantu tubuh menghasilkan panas.
Dokter Faisal menyampaikan bahwa para pendaki sebaiknya cukup minum air untuk menghindari dehidrasi serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan berkafein yang bisa mempercepat hilangnya panas tubuh.
"Tetap bergerak untuk menjaga sirkulasi darah. Jika harus berhenti, cari tempat yang terlindung dari angin dan gunakan lapisan tambahan untuk mencegah kehilangan panas," katanya.
Baca juga: Orang tua diminta mewaspadai hipotermia saat ajak anak ke gunung
Baca juga: Metode "kontak kanguru" untuk atasi hipotermia akibat cuaca ekstrem
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025