Badung (ANTARA) - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyebut kurangnya jumlah kantor SAR di kabupaten/kota merupakan salah satu tantangan yang dihadapi saat ini.
“Kita ternyata berhadapan dengan ketidakseimbangan antara kondisi kita dengan luas wilayah kita yang 5 juta km persegi, salah satu kantor saja di Bali mencakup wilayah 5.000 km persegi, kemudian Maumere mencakup hampir 18.000 km persegi, jadi luas wilayah kita ini luar biasa, padahal jumlah kantor kita tidak seimbang,” ucap Kepala Basarnas Muhammad Syafi'i di Badung, Bali, Kamis.
Hal itu dikemukakannya pada arahannya kepada Kantor Basarnas Bali, Kupang, Mataram, dan Maumere, di Kabupaten Badung, Kamis. Saat ini, kata dia, kantor SAR jumlahnya 45 kantor besar, 90 pos, dan 70 unit siaga.
Sementara target sesuai harapan masyarakat, kata dia, ada setidaknya satu kantor SAR di kabupaten/kota, artinya yang dibutuhkan adalah 552 kantor SAR.
Baca juga: Basarnas dorong kolaborasi jawab tantangan operasi pelayaran laut
“Kita mau menambah dua kantor saja di Solo dan Banyuwangi disetujui berapa lama itu, berapa tahun, hampir 4 tahun. Jadi andai saja kita satu tahun tambah satu kantor SARr, butuh waktu 500 tahun lebih, itu tantangan yang kita hadapi,” ujar Mohammad Syafii.
Dengan kondisi ekonomi saat ini, ia mengajak jajaran di daerah memetakan prioritas terlebih dahulu, menentukan kabupaten yang paling memerlukan kantor baru, kemudian mengajukan ke pusat.
“Kita lalukan asesmen, mana yang dijadikan kantor SAR A, mana kantor SAR B, mana yang kita jadikan pos, karena itu memang keinginan kebutuhan masyarakat, soal dituruti atau tidak itu urusan nanti,” ujarnya.
“Jadi jangan sampai kita tidak pernah berpikir kebutuhan kita, kita berpikir tentang sarana-prasarananya, kita berpikir tentang sumber daya manusianya,” sambung Mohammad Syafii.
Baca juga: Basarnas: Kapal tak miliki alat komunikasi yang sulitkan pencarian
Selain kebutuhan unit kantor, Kepala Basarnas juga melihat kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih kurang, dimana idealnya Basarnas membutuhkan 29.000 personel, sementara saat ini masih di angka 6.500 personel.
Meski ada tantangan, Kepala Basarnas menjamin mereka tetap optimal menjalankan tugas pokoknya dalam pertolongan dan pencarian, pun jika ada kebutuhan mendesak di daerah akan diupayakan dalam pemberian anggaran.
“Jadi kalau benar itu tidak aman (ada alut bermasalah) sampaikan saja, tidak amannya bagaimana, seperti di Maumere punya kapal, terus ditarik ke Makassar, saya tidak tahu ini, apakah memang sudah tidak efektif di sana dan kalau digeser, kemudian yang diharapkan apa, misalnya RIB atau RBB saya minta didalami,” ujar Kepala Basarnas Muhammad Syafi'i.
Baca juga: Basarnas: SAR Padang diperkuat alat pencarian korban di reruntuhan
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.