Beirut (ANTARA) - Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia di Libya (NIHRL) menyeru para pihak yang terlibat konflik di Al Ajaylat, sekitar 100 kilometer sebelah barat Tripoli, untuk membuka koridor kemanusiaan yang aman, mengizinkan tim ambulans dan Palang Merah mengevakuasi warga serta memberikan bantuan kepada korban di zona perang.
“Berdasarkan laporan tentang pertempuran yang kembali terjadi antara Brigade Infanteri ke-103, yang dikenal sebagai Al-Salam, dengan kelompok bersenjata lain dari Al Ajaylat, organisasi hak asasi manusia (HAM) nasional Libya menuntut agar pihak-pihak yang berkonflik membuka koridor aman, mengizinkan tim ambulans dan Palang Merah untuk mengevakuasi warga sipil yang terjebak di zona konflik,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Pertempuran dilaporkan masih berlangsung di kawasan Ras Yusuf, Al-Jadida, dan Jinan Attia.
Organisasi HAM itu juga mengimbau seluruh warga dan penduduk di sekitar zona konflik untuk membatasi pergerakan, selalu berhati-hati, dan tetap di rumah, menjauhi jendela serta dinding luar bangunan, hingga situasi stabil.
Libya saat ini dipimpin oleh dua pemerintahan yang saling bersaing — satu di Tripoli yang diakui PBB dan dipimpin oleh Abdul Hamid Dbeibah, serta satu lagi di Benghazi yang dipimpin oleh Osama Hammad.
Libya mengalami konflik berkepanjangan setelah pemimpinnya, Muammar Gaddafi, digulingkan dan dibunuh pada tahun 2011.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kebuntuan antara otoritas di Tripoli di bagian barat dan otoritas di timur, yang didukung oleh Tentara Nasional Libya di bawah komando Marsekal Khalifa Haftar.
Pada tahun 2021, Forum Dialog Politik Libya yang disponsori PBB di Jenewa memilih otoritas eksekutif transisi untuk menjalankan negara hingga pemilihan umum, yang dijadwalkan pada Desember 2021 namun pesta demokrasi itu tidak pernah terlaksana.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Dewan Keamanan perpanjang mandat misi dukungan PBB di Libya
Baca juga: PBB peringatkan situasi politik, ekonomi dan keamanan Libya memburuk
Baca juga: Libya tidak dipaksa pihak luar untuk bekerja sama dengan Rusia
Penerjemah: Primayanti
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2025