Kelas menengah turun, BPJS perkuat jamsosnaker untuk masyarakat miskin

1 month ago 21
Jamsosnaker merupakan bagian dari investasi jangka panjang sehingga literasi tentang hal tersebut perlu terus ditingkatkan

Jakarta (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan memperkuat jaminan sosial ketenagakerjaan (jamsosnaker) bagi masyarakat miskin untuk mengatasi jumlah penduduk kelas menengah yang menurun.

"Salah satunya -solusi- adalah pemberian manfaat, karena saat ini memang kalau orang jatuh miskin karena kecelakaan kerja atau kematian, tentu ekonominya terguncang kan, jadi statusnya yang dulu mampu kemudian keluarganya jadi jatuh miskin, nah kita mengantisipasi supaya itu tidak terjadi, sehingga pada posisi yang tetap yaitu kelas menengah, maka di situ ada pemberian santunan kematian," kata Direktur Human Capital dan Umum BPJS Ketenagakerjaan Abdur Rahman Irsyadi di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, selain santunan kematian, terdapat berbagai jaminan sosial yang dapat diklaim oleh peserta jamsosnaker.

"Kemudian ada jaminan return to work -kembali bekerja-, ada perawatan sampai dengan sembuh dan sebagainya, termasuk salah satunya adalah pemberian beasiswa kepada anak karyawan yang orang tuanya meninggal, sehingga tidak terputus pendidikannya," ujarnya.

Beasiswa tersebut, lanjut dia, diberikan mulai dari tingkat usia dini (TK, SD), hingga perguruan tinggi dengan alokasi sekitar Rp174 juta untuk dua orang anak.

Guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya jamsosnaker, BPJS Ketenagakerjaan terus memberikan edukasi, salah satunya menerbitkan buku tentang tantangan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia untuk bahan bacaan para pemangku kepentingan hingga para mahasiswa.

"Saya rasa ini kan makin lama makin banyak orang mengerti jaminan sosial, terutama kalangan kampus gitu, sehingga di sana kan rata-rata lulusan kampus itu kan pasti bekerja ya, setidaknya mereka mengerti tentang hak dan kewajibannya," tuturnya.

Melalui buku tersebut, ia juga berharap bisa memantik diskusi dari forum-forum untuk membahas pentingnya kepesertaan jamsosnaker bagi pekerja formal maupun informal.

"Cara sosialisasi kan banyak ya, caranya, salah satunya dengan buku ini, kemudian nanti mungkin ada forum-forum tersendiri yang secara spesifik ada diskusi dan sebagainya, termasuk mungkin kunjungan, testimoni, karena kadang-kadang masyarakat itu enggak percaya kalau enggak mendengarkan langsung manfaat-manfaat dari jaminan sosial itu sendiri," paparnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Nunung Nuryartono mengemukakan, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan merupakan dua mekanisme perlindungan yang saling melengkapi, namun terkadang masyarakat lebih terpikat pada BPJS Kesehatan dan melupakan pentingnya jamsosnaker.

"Kalau BPJS Kesehatan itu orang eager -tertarik- sekali karena bisa saja 'aduh saya besok sakit', begitu saya pegang BPJS menjadi peserta maka dia akan secure -aman-, tetapi kalau ketenagakerjaan itu orang melihatnya 'ah nanti pensiun masih lama, ah kecelakaan kerja juga saya bisa hati-hati', tetapi itu kan cara berpikirnya jangan begitu," ujar Nunung.

Ia menegaskan bahwa jamsosnaker merupakan bagian dari investasi jangka panjang sehingga literasi tentang hal tersebut perlu terus ditingkatkan.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |