Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan kerja sama Indonesia dengan Brazil penting untuk perdagangan dan investasi dua negara.
"Intinya Indonesia sekarang butuh alternatif untuk berdagang dan berinvestasi baik keluar maupun ke dalam negeri. Kenapa? Kita mesti berpikir bahwa kolaborasi dengan selatan-selatan misalnya dalam BRICS ini yakni kemarin dengan Afrika Selatan dan sekarang dengan Brazil, ini sangat penting," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dalam Indonesia - Brazil Business Forum di Jakarta, Kamis.
Kadin Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman dengan ApexBrasil, instansi di pemerintahan Brazil yang bertugas mempromosikan investasi, usaha, dan perdagangan, katanya, menambahkan.
"Tujuannya untuk meningkatkan promosi, meningkatkan akselerasi investasi dan juga perdagangan, tanpa juga melupakan aspek daripada keberlanjutan, inklusivitas dan juga inovasi," katanya.
Hal menarik dari Brazil, menurut Anindya, mereka mempunyai ketahanan pangan dan ketahanan energi bersamaan.
Brazil dan Indonesia, walaupun jumlah penduduknya kalau digabung mencapai setengah miliar orang, namun hubungan ekonomi Indonesia-Brazil baru mencapai 6 miliar dolar AS dan diprediksikan bisa meningkat 2-3 kali lipat dalam waktu 5-10 tahun ke depan.
"Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva mengatakan kita tidak boleh berhenti berjuang untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, yang tujuannya untuk jumlah masyarakat yang begitu banyak, karena kalau kita bisa berdagang lebih tentunya tenaga kerja bisa lebih banyak terserap dan juga lebih banyak pengusaha-pengusaha baru yang bisa tumbuh," kata Anindya.
Ia mengatakan dari hubungan ekonomi yang mencapai 6 miliar dolar AS antara Indonesia-Brazil tersebut, sebanyak 4,5 miliar dolar AS dari Brazil dengan komoditas yang banyak diimpor oleh Indonesia yakni kedelai, gula, dan daging.
Sebaliknya Indonesia mengekspor banyak komoditas ke Brazil seperti kelapa sawit, lalu juga garmen, alas kaki dan lain-lain, termasuk komponen otomotif.
"Intinya bagaimana dunia usaha bisa terus menjamin bahwa kelangsungan dari usaha itu baik Sehingga Indonesia bisa mencapai Pertumbuhan 5,5 persen dan perlahan naik lagi," kata Anindya.
Berbagai daerah di Indonesia saat membutuhkan pertumbuhan ekonomi untuk menyerap tenaga kerja dan itu membutuhkan investasi dan perdagangan.
"Saya mengapresiasi tentunya kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Brazil Lula yang memberikan peran kepada dunia usaha untuk bisa berpartisipasi dalam acara hubungan diplomasi Indonesia-Brazil ini," kata Anindya.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.