Indonesia serukan reformasi Gerakan Non-Blok demi relevan di masa kini

10 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arrmanatha Nasir menyerukan agar Gerakan Non-Blok (GNB) menjadikan reformasi institusi sebagai salah satu dari tiga agenda prioritas organisasi demi memastikan badan tersebut tetap relevan di masa kini.

“GNB harus segera mereformasi dirinya. Kita harus mengurangi redundansi, fokus pada kesamaan, menyederhanakan proses kita, dan mengadopsi metode kerja yang lebih baik dan membawa hasil yang lebih konkret,” kata Wamenlu yang akrab disapa Tata itu, menurut keterangan tertulis Kemlu RI di Jakarta, Kamis.

Dalam Pertemuan Tingkat Menlu (PTM) Ke-19 Biro Koordinasi GNB di Kampala, Uganda pada Rabu (15/10) waktu setempat, Tata menyayangkan GNB yang semakin stagnan sehingga tak bisa menghasilkan keluaran konkret yang membawa manfaat bagi masyarakat negara anggota.

Ia pun merasa prihatin bahwa komitmen anggota GNB terhadap tujuan bersama semakin luntur, antara lain terlihat dari menurunnya dukungan terhadap Palestina yang semestinya menjadi “detak jantung” bagi gerakan.

“Reformasi bukanlah pilihan; reformasi adalah kewajiban demi ketahanan GNB,” kata Tata, menegaskan.

Menyampaikan prioritas kedua, Wamenlu mengatakan bahwa GNB juga harus menjadi yang terdepan dalam mendorong reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sistem multilateral yang perkembangannya tak lagi sesuai dengan tujuannya.

Terlebih, relevansi GNB amat bergantung pada sistem multilateral yang kuat dan adil berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional, kata dia.

“Hanya dengan cara inilah GNB dapat berperan dalam membina rasa percaya terhadap sistem multilateral,” ucap Wamenlu RI.

Wamenlu RI mengatakan bahwa untuk prioritas ketiga, GNB sepatutnya terus berkomitmen menguatkan kerja sama “Selatan-Selatan” dan menggelorakan semangat “Dari GNB untuk GNB” yang saling memberdayakan satu sama, lain bukan hanya menunggu inisiatif pihak lain.

Ia kemudian mengingatkan bahwa GNB masih memiliki fasilitas Pusat GNB untuk Kerja Sama Teknis Selatan-Selatan (NAM Center) di Jakarta yang dapat dioptimalkan untuk membina kerja sama pembangunan.

Negara-negara GNB pun didorong mengambil peran untuk mengoptimalkan fungsi NAM Center tersebut untuk kepentingan bersama.

“Pesan Indonesia sederhana: Reformasi GNB. Hidupkan lagi multilateralisme. Nyalakan kembali solidaritas Selatan-Selatan,” kata Wamenlu RI.

PTM Ke-19 GNB di Kampala pada 15—16 Oktober 2025 kali ini dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Uganda, Odongo Jeje Abubakhar, selaku Ketua GNB periode 2024--2027.

Pertemuan yang mengusung tema “Deepening Cooperation for Shared Global Affluence” itu berhasil mengesahkan Dokumen Final yang memuat prioritas strategis GNB yang mencakup isu perdamaian dan keamanan, pembangunan, perubahan iklim, dan pengentasan kemiskinan, demikian Kemlu RI.

Baca juga: Wamenlu: Gerakan Non-Blok redup, kurang mendukung Palestina merdeka

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |