Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Jepang siap untuk menjajaki kerja sama dalam bidang teknologi pertanian demi memitigasi risiko perubahan iklim.
Kerja sama itu ditandai oleh pertemuan antara Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (MAFF) Jepang Eto Taku di Kantor Kementan RI Jakarta, Selasa.
“Saat ini yang terpenting adalah kerja sama teknologi untuk memitigasi risiko (perubahan) iklim,” kata Mentan Amran dalam jumpa pers.
Lebih lanjut, Mentan mengatakan bahwa banyak negara di dunia mengalami tantangan dalam sektor pertanian yang diakibatkan oleh perubahan iklim global.
Ia dan Menteri Eto sepakat bahwa sektor pertanian mengalami pukulan yang cukup berat, mengingat suhu yang tinggi dapat memengaruhi produktivitas petani.
“Kita menghadapi hal yang sama, suhu tinggi, luar biasa panas, sehingga produksinya turun dan kondisi petaninya diprediksi akan berkurang. Karena ada (perubahan) iklim, produktivitas rendah berpengaruh juga pada penghasilan,” ujar Amran.
Mentan juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan lahan yang sangat subur dengan sumber air yang cukup, sehingga peluang kerja sama untuk membuat klaster pertanian modern juga terbuka.
Hal ini, lanjut dia, dinilai bisa menjadi upaya mitigasi risiko kekurangan produksi pertanian yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
Selain menawarkan kerja sama dalam bidang teknologi pertanian, Mentan mengatakan Indonesia dan Jepang juga mempertimbangkan untuk melakukan perdagangan.
Indonesia, kata Mentan, mengalami surplus minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), sementara Jepang mengalami surplus dalam produksi susu sapi.
“Yang kami tawarkan tadi CPO, dan susu (sapi) diminta untuk masuk ke Indonesia karena kita masih membutuhkan banyak susu. Kami katakan, oke, tapi nanti juga ditingkatkan ekspor CPO ke Jepang, dan akan dibahas secara teknis,” jelas Amran.
“Tetapi yang terpenting tadi, (Jepang) mau sertifikasi halal, kemudian (ekspor) susu ke Indonesia. Kami katakan kami punya CPO yang besar, 25 juta ton, dan bisa ditingkatkan nanti. 25 juta ton. Nanti (untuk kelanjutannya akan) secara teknis dibahas,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Mentan sebut siap kerja sama pertanian bersama Palestina dan Jepang
Baca juga: Presiden Prabowo ingin RI belajar teknologi pertanian Yordania
Baca juga: Mentan: Malaysia ingin belajar pertanian RI saat perubahan iklim
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025