Jakarta (ANTARA) - Pelaku pasar kripto menilai pasar global dan aset kripto yang mengalami konsolidasi signifikan menyusul pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping, di Busan, Korea Selatan, menunjukkan faktor geopolitik masih menjadi penggerak utama sentimen investor.
Vice President Indodax Antony Kusuma mengatakan di tengah dinamika global, aset kripto mengalami koreksi moderat, dengan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) masing-masing turun 1,66 persen dan 1,64 persen, sehingga kapitalisasi pasar turun sekitar 0,77 persen.
"Konsolidasi harga yang kita lihat saat ini sejatinya mencerminkan mekanisme adaptasi pasar digital terhadap kondisi makroekonomi global yang berubah cepat," ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Sabtu.
Investor, katanya pula, tidak lagi hanya bereaksi terhadap angka-angka suku bunga atau kebijakan moneter, tetapi mulai menilai konteks keseluruhan, dari geopolitik, arus modal institusional, hingga psikologi pasar.
Koreksi yang terjadi setelah pengumuman The Fed adalah contoh nyata dari perilaku pasar yang semakin rasional.
"Pertemuan Trump–Xi menegaskan bahwa faktor geopolitik masih menjadi salah satu penggerak utama sentimen investor," ujarnya.
Kesepakatan tarif dan penyelesaian isu rare earths memberikan sinyal positif, tetapi pasar cenderung menunggu implementasi nyata sebelum benar-benar bereaksi.
"Investor kripto yang bijak akan memanfaatkan volatilitas ini untuk melakukan akumulasi, bukan sekadar ikut tren harga," katanya.
Menurut Antony, investor kripto harus melihat volatilitas sebagai peluang strategis, sebab pasar digital tidak seperti pasar tradisional; perubahan harga yang tajam menciptakan momen bagi investor untuk mengoptimalkan portofolio.
Kuncinya adalah disiplin, diversifikasi, dan pemahaman fundamental aset. Mereka yang mampu membaca konteks ekonomi global dan perilaku institusional akan lebih siap menghadapi ketidakpastian jangka pendek, sekaligus memaksimalkan potensi keuntungan jangka panjang.
Lebih jauh, Antony menekankan pentingnya pemahaman interaksi antara kebijakan moneter dan sentimen pasar digital.
"Pemangkasan suku bunga dan pertemuan Trump - Xi Jinping memberi sinyal likuiditas, tetapi efeknya selalu bersifat relatif terhadap kondisi ekonomi riil dan ekspektasi investor," katanya pula.
Kombinasi kebijakan moneter The Fed dan isu perdagangan internasional menciptakan tekanan pada aset digital, sekaligus menawarkan peluang bagi investor yang disiplin.
Dia menegaskan investor institusional menunjukkan kedewasaan dengan memanfaatkan koreksi untuk akumulasi, sementara investor ritel disarankan selalu memperbarui informasi, menyesuaikan strategi, dan melakukan analisis mandiri sebelum mengambil keputusan.
Baca juga: Pentingnya literasi dan edukasi keuangan digital cegah kerugian
Baca juga: Polisi bongkar penipuan dengan modus investasi saham dan kripto
Pewarta: Subagyo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































