Faktor yang memengaruhi kesehatan jamaah haji menurut Amphuri

11 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) mengatakan ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi kesehatan jamaah haji atau umroh baik sebelum maupun ketika dalam perjalanan.

"Tiap tahunnya penanganan terhadap jamaah lansia menjadi tantangan tersendiri khususnya dalam aspek kesehatan, mengingat kondisi mereka yang rentan. Oleh karena itu, kesiapan spiritual dan fisik harus dipersiapkan secara seimbang," kata Ketua Bidang Kesehatan Amphuri Dr. dr. Endy M. Astiwata, MA, FIIS, CRGP, CPLHI., dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, jumlah jamaah umroh Indonesia meningkat dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2022 tercatat kurang lebih 1 juta orang, meningkat menjadi kurang lebih 1,4 juta jamaah pada tahun 2024.

Baca juga: Amphuri sarankan jamaah furoda gagal berangkat dialihkan ke haji khusus

Hingga bulan Maret 2025, jumlah jamaah umroh sudah mencapai 547.122 jiwa. Endy mengatakan angka itu tergolong tinggi karena belum memasuki musim puncak umroh yang banyak terjadi pada akhir tahun.

Capaian itu perlu diwaspadai karena banyak dari calon jamaah merupakan lansia. Kepadatan yang ekstrem saat beribadah juga dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan penyakit infeksi di antara sesama.

Adapun faktor yang dapat memengaruhi yaitu perbedaan kondisi lingkungan di Arab Saudi. Misalnya suhu udara yang sangat panas atau dingin, kering dan rendahnya kelembapan udara, debu beterbangan dan tanah berpasir sampai dengan kondisi geografi dan iklim di sana.

Baca juga: Amphuri ingatkan calon haji pentingnya vaksin pneumonia

Berada dalam ruangan tertutup seperti pesawat selama lebih dari 8 jam juga bisa jadi faktor lainnya. Selama berada di dalam pesawat jamaah rentan terhadap penularan virus.

Faktor berikutnya yakni jadwal ibadah yang padat dan durasinya jauh berbeda dari kebiasaan harian di Indonesia.

Sebagai bentuk antisipasi sejak awal, Endy menyarankan agar calon jamaah haji atau umroh melakukan pemeriksaan kesehatan maksimal empat minggu sebelum keberangkatan untuk mengetahui kesiapan tubuh. Jika ada masalah segera konsultasikan pada dokter supaya tidak mengganggu ibadah.

Baca juga: AMPHURI harap Presiden lobi Arab Saudi untuk tambah kuota haji

Calon jamaah juga perlu berdiskusi dengan dokter terkait dengan vaksinasi yang tepat. Cuaca ekstrem, kerumunan dan lamanya waktu ibadah memungkinkan penyebaran penyakit tinggi khususnya penyakit yang menular melalui udara seperti RSV.

Ia menekankan vaksinasi jadi upaya preventif untuk melindungi diri dari penyakit agar ibadah jadi lebih aman dan nyaman. Berikutnya, calon jamaah tidak boleh lupa untuk menyiapkan obat yang dibutuhkan untuk perjalanan.

Pastikan kelengkapan dokumen seperti riwayat kesehatan dibawa dan diletakkan dalam satu tas khusus agar mudah dicari saat dibutuhkan.

Baca juga: AMPHURI nilai Badan Haji wujud kepedulian Prabowo pada urusan haji

Endy melanjutkan Amphuri sampai hari ini ikut berkontribusi dalam menambah wawasan masyarakat terkait vaksinasi seperti manfaat proteksi yang didapat, jenis vaksin yang wajib diperoleh sampai dengan memberikan imbauan soal penyakit-penyakit berbahaya yang dapat menulari jamaah, jika tidak mengikuti vaksinasi.

"Kami mengingatkan para anggota bukan hanya vaksinasi yang wajib, vaksinasi meningitis dan sekarang itu kalau haji kemarin kan ada polio, tidak hanya itu, tetapi juga yang memang diperlukan oleh jamaah," kata Endy.

Baca juga: AMPHURI ajukan konsep Kementerian Haji dan Umrah ke Presiden terpilih

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |