Dokter tegaskan pentingnya pencegahan osteoporosis sejak dini

9 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dari Universitas Indonesia (UI) dr. Aldico Juniarto Sapardan, Sp.OT. CF. menegaskan pentingnya pencegahan keropos tulang atau osteoporosis sejak usia muda.

Ia menjelaskan osteoporosis merupakan penyakit progresif yang sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang.

“Puncak massa tulang dicapai pada usia 20 hingga 30 tahun. Masa ini menjadi aspek penting untuk mencegah osteoporosis. Jika dilewatkan, risiko patah tulang di usia lanjut akan jauh lebih besar,” kata dr. Aldico di Jakarta, Kamis.

Pada diskusi bertema "The Science Behind: Strong Bones, Preventing Osteoporosis Starts Today", ia mengatakan bahwa osteoporosis sering disebut silent disease karena biasanya baru diketahui setelah penderita mengalami fraktur.

Menurut dia, kekurangan kalsium membuat tubuh mengambil cadangan mineral tersebut dari tulang.

Bila berlangsung lama, massa tulang akan menurun dan berujung pada osteoporosis.

Baca juga: Kadar kalsium tinggi selama kehamilan kurangi risiko depresi pada anak

Selain berdampak pada kesehatan, dr. Aldico mengingatkan bahwa osteoporosis juga membawa beban sosial dan ekonomi yang besar.

“Patah tulang akibat osteoporosis dapat membuat seseorang kehilangan kemandirian. Sekitar 40 persen penyintas tidak lagi mampu berjalan sendiri, dan 60 persen masih membutuhkan bantuan setahun setelah patah tulang panggul,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dokter Ortopedi di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta itu mengatakan bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi, terutama setelah menopause akibat ketidakseimbangan hormon yang mengganggu penyerapan kalsium.

Penelitian International Osteoporosis Foundation (IOF) menunjukkan 1 dari 3 perempuan berusia 50 tahun ke atas mengalami patah tulang akibat osteoporosis.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, patah tulang akibat osteoporosis di Indonesia mencapai 23 persen pada perempuan usia 50-70 tahun, meningkat hingga 53 persen pada usia di atas 70 tahun.

Oleh karena itu, pemeriksaan kepadatan tulang, seperti bone densitometry atau DXA scan sangat disarankan bagi masyarakat berisiko tinggi sebagai upaya deteksi dini.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya gaya hidup sehat dengan rutin beraktivitas fisik, mengonsumsi makanan kaya kalsium, cukup sinar matahari pagi, serta menghindari rokok, alkohol, dan kafein guna menjaga kepadatan tulang.

"Selfcare harus dimulai sejak dini. Jika diperlukan, konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D juga disarankan,” pungkasnya.

Baca juga: 7 makanan berkalsium tinggi untuk jaga kesehatan tulang

Baca juga: Dokter sebut pemenuhan kepadatan tulang pada anak cegah osteoporosis

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |