Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbanyak dan memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memadukan fungsi ekologis, sosial dan edukasi.
Terkait hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo pada Jumat meresmikan Taman Kampung Kalibata di Jakarta Selatan.
Dari sisi ekologis dan hidrologis, kawasan ini dilengkapi kolam retensi serta saluran air berliku untuk menampung limpasan air saat musim hujan.
Sementara dari sisi edukasi dan biodiversitas, berbagai pohon buah khas Jakarta dan sekitarnya ditanam untuk memperkaya keanekaragaman hayati.
Baca juga: Pramono resmikan Taman Si Pitung di Jakarta Utara
Hasil buahnya dapat dimanfaatkan bersama secara berkelanjutan karena RTH ini juga berfungsi sebagai laboratorium alam terbuka bagi masyarakat.
"Jadi, tempat ini memiliki wadah penampungan air kalau terjadi banjir, karena di belakangnya ada Setu Babakan," katanya.
Dia juga sudah memerintahkan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) untuk RPTRA yang lama (Citra Betawi) dan RTH yang baru (diresmikan) dengan luas 5.328m² dibuka dan digabungkan menjadi satu. "Sehingga, luasnya menjadi 6.828m²," ujar Pramono.
RTH Taman Kampung Kalibata dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, seperti pos jaga, paviliun, area piknik, bioswale (sistem rembesan air hujan alami yang di atasnya ada tanaman), toilet, tempat sampah dan "viewing deck".
Baca juga: Jakarta perlu hijaukan bangunan untuk tutupi kekurangan RTH
Fasilitas ini dinilai bermanfaat bagi warga sekitar, termasuk bagi yang ingin menggunakannya sebagai tempat aktivitas sosial.
"Saya yakin, dampak dan manfaatnya bagi masyarakat di lingkungan Jakagarsa ini pasti akan banyak. Karena, tadi kebetulan ada warga yang mereka sedang memanfaatkan 'jogging track'," katanya.
Menurut dia, di daerah ini kurang banyak tempat olahraga. "Maka 'jogging track' yang ada sangat berperan untuk membantu masyarakat,” ujar Pramono.
Sebagai informasi, kawasan ini awalnya merupakan daerah cekungan yang kerap terjadi banjir saat musim hujan.
Melalui perancangan ulang, area ini diubah menjadi taman aktif yang tetap mempertahankan fungsi hidrologisnya sebagai tampungan air sementara, sekaligus menjadi ruang publik produktif dan inklusif bagi warga sekitar.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































