Mamuju (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Barat (Sulbar) menyampaikan hasil analisis terbaru dari data Satu Sehat Indonesia menunjukkan 7,2 persen anak di bawah usia 18 tahun di provinsi itu mengalami risiko hipertensi.
"Berdasarkan data aplikasi Satu Sehat Indonesia per 22 Oktober 2025, tercatat 7,2 persen anak usia di bawah 18 tahun di Sulbar mengalami risiko hipertensi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Sulbar Nursyamsi Rahim di Mamuju, Kamis.
Dari total 6.433 anak yang diperiksa, sebanyak 4,9 persen berada dalam kategori pre-hipertensi dan 2,3 persen sudah terdiagnosis hipertensi.
"Meski sebagian besar anak atau sebesar 92,8 persen masih memiliki tekanan darah normal, temuan ini menjadi sinyal penting bahwa gangguan tekanan darah kini juga mengancam usia muda," ujar Nursyamsi.
Baca juga: Waspadai hipertensi pada anak, ini faktor risikonya
Data itu, menurut Nursyamsi, menunjukkan bahwa gaya hidup anak-anak perlu mendapat perhatian serius. Pola makan tinggi garam, rendah buah dan sayur, serta kurang aktivitas fisik menjadi penyebab utama.
"Hipertensi bukan lagi penyakit orang dewasa. Kita harus mulai intervensi sejak dini, agar generasi kita tumbuh sehat dan produktif," ujarnya.
Hasil analisis menunjukkan beberapa faktor risiko gaya hidup yang dominan, antara lain 69,1 persen anak kurang konsumsi buah dan sayur, kemudian 21,5 persen kurang aktivitas fisik, dan sebanyak 6,8 persen mengkonsumsi garam berlebihan.
Dinkes Sulbar melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah, kata Nursyamsi, terus mengintegrasikan pemeriksaan tekanan darah anak sebagai upaya deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM).
Baca juga: Perubahan gaya hidup kunci cegah hipertensi pada kaum muda
"Langkah ini memungkinkan penanganan lebih cepat dan efektif terhadap anak yang berisiko," kata Nursyamsi.
Sebagai tindak lanjut Dinkes Sulbar merekomendasikan tiga strategi utama, yakni kampanye gizi seimbang dan peningkatan konsumsi buah serta sayur bagi anak-anak dan keluarga.
Kemudian, edukasi pengurangan garam berlebih pada makanan yang dikonsumsi di rumah dan kantin sekolah serta promosi aktivitas fisik dan olahraga di sekolah dan komunitas, guna menekan gaya hidup pasif yang kini meningkat.
"Melalui edukasi dan kolaborasi lintas sektor, kita ingin memastikan anak-anak di Sulbar terbiasa hidup sehat sejak dini. Inilah langkah nyata mewujudkan visi Sulbar Maju dan Sejahtera melalui sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter," jelas Nursyamsi.
Baca juga: Kapan anak perlu mulai diperiksa tekanan darahnya?
Pewarta: Amirullah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































