Beijing (ANTARA) - China akan tetap teguh menjaga nilai tukar renminbi (RMB) atau yuan agar tetap stabil pada tingkat yang wajar dan seimbang, ungkap sebuah pertemuan.
Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC), dan Administrasi Devisa Negara (State Administration of Foreign Exchange/SAFE) China akan terus mengambil langkah-langkah komprehensif untuk menstabilkan ekspektasi, meningkatkan ketahanan, serta memperkuat manajemen pasar valuta asing, sebagaimana pernyataan dalam pertemuan Komite Valuta Asing China (China Foreign Exchange Committee) baru-baru ini di Beijing.
Berbagai upaya tegas akan dilakukan untuk mengoreksi perilaku pasar yang bersifat prosiklus, mengatasi tindakan-tindakan yang mengganggu tatanan pasar, dan mengantisipasi risiko overshooting nilai tukar, menurut pertemuan itu.
Komite tersebut akan memperkuat panduan mengenai kerangka kerja pengaturan mandiri pasar valuta asing dan meningkatkan pengaturan mandiri industri. Pertemuan itu mendorong para anggota untuk memprioritaskan pelayanan ekonomi riil dan memastikan lingkungan nilai tukar yang stabil bagi bisnis maupun warga.
Pertemuan tersebut juga memaparkan bahwa pasar valuta asing China beroperasi dengan lancar di bawah manajemen PBOC dan SAFE pada 2024, sementara mata uang yuan China mencatatkan kinerja yang secara umum kuat dibandingkan mata uang utama lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar valuta asing China membuat progres yang solid, menurut pertemuan itu. Selain itu, kemampuan para pelaku pasar, seperti lembaga keuangan dan perusahaan, untuk mengatasi guncangan eksternal juga meningkat signifikan.
Pertemuan tersebut menambahkan bahwa dasar-dasar pemulihan ekonomi China tidak akan berubah, begitu pula dengan neraca pembayaran internasional secara keseluruhan maupun ketahanan pasar valuta asingnya. Sementara itu, yuan tetap mampu mempertahankan stabilitas dasar.
"China memiliki keyakinan, kondisi, dan kemampuan untuk mempertahankan operasi pasar valuta asing yang stabil," kata Gubernur PBOC Pan Gongsheng dalam acara pembukaan Forum Keuangan Asia (Asian Financial Forum) ke-18 yang digelar di Hong Kong pada Senin (13/1).
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025