Jakarta (ANTARA) - Organisasi nirlaba Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mendesak pemerintah untuk mewajibkan produsen produk makanan dan minuman agar mencantumkan label peringatan di depan kemasan produk tinggi gula, garam, dan lemak (GGL).
"Kami mendorong untuk label yang digunakan adalah label peringatan," kata Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani di Jakarta, Kamis.
Upaya tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang melindungi rakyat dari penyakit tidak menular.
Pasalnya, Indonesia saat ini menghadapi krisis kesehatan serius.
Baca juga: Kemenkes-Komdigi batasi iklan produk tinggi GGL cegah obesitas anak
Berdasarkan data WHO tahun 2018, penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes melitus, dan hipertensi, telah menyumbang 73 persen penyebab kematian di Indonesia.
CISDI menilai penggunaan label peringatan akan lebih efektif dalam menurunkan konsumsi produk makanan dan minuman tidak sehat dibandingkan dengan penggunaan label rangkuman.
"Dengan sistem label jenis rangkuman zat gizi pada gula, garam, lemak, itu yang justru bisa dikhawatirkan bisa membuat bingung konsumen. Apakah sebenarnya produknya tinggi gula atau tinggi garam atau lemak?" katanya.
Baca juga: Kemenkes dorong industri pangan kurangi kandungan GGL
Sebaliknya, dengan menggunakan label peringatan akan memudahkan masyarakat untuk memilih produk pangan siap saji yang sehat.
"Dalam label peringatan tinggi gula atau tinggi garam atau tinggi lemak, ketika produknya tinggi gula tetapi rendah garam dan lemak, produk hanya mencantumkan tinggi gula. Ini lebih memudahkan ketika seseorang punya diet tertentu, misalnya orang diabetes harus rendah gula, atau hipertensi harus rendah garam," kata Nida Adzilah Auliani.
Baca juga: Kemenkes usulkan cukai produk mengandung gula, guna tekan obesitas
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.