Sampang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Jawa Timur membantu pemakanan santri asal wilayah itu yang meninggal dunia dalam musibah runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.
"Hingga saat ini sudah ada sebanyak 10 santri asal Sampang yang belajar di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo yang meninggal dunia akibat musibah reruntuhan bangunan pondok pesantren itu," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sampang Fajar Arif Tufikurraham di Sampang, Kamis.
Korban terakhir yang dimakamkan bernama Ubay Dinhai Azkal Askia (15) asal Dusun Batuporo, Desa Batuporo Timur, Kecamatan Kedungdung.
Baca juga: DPR RI minta pemerintah pastikan evakuasi ponpes di Sidoarjo "clear"
BPBD Sampang, sambung dia, tidak hanya membantu melakukan pemakanan, akan tetapi juga melakukan pengawalan sejak jenazah diberangkatkan dari Sidoarjo hingga proses pemakaman selesai.
"Seluruh tahapan berjalan aman dan tertib berkat koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur serta Forkopimcam Kedungdung," katanya.
Selain itu, sambung dia, BPBD Sampang juga memberikan pendampingan kepada keluarga korban dan memastikan seluruh proses pemulangan berjalan lancar.
Baca juga: Menko PMK minta keamanan bangunan pesantren dievaluasi
Sebelumnya, sebanyak sembilan santri asal Sampang telah lebih dulu dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, di antaranya dari Kecamatan Torjun, Tambelangan, Jrengik, Sreseh, dan Kedungdung.
Bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al-Khoziny di, Buduran, Sidoarjo runtuh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15:00 WIB, saat ratusan santri tengah melaksanakan shalat Ashar di mushalla lantai satu.
Jumlah total korban sebanyak 171 orang, terdiri atas 67 korban meninggal dunia dan 104 orang selamat. Semua jenazah korban telah berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim.
Baca juga: Pemkab Bangkalan santuni keluarga korban reruntuhan Al-Khoziny
Baca juga: DVI Polda Jatim identifikasi tiga kantong jenazah korban Al Khoziny
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.