BI: DHE SDA tambah suplai dolar, tapi tak langsung tingkatkan cadev

3 days ago 7

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa kebijakan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) sebesar 100 persen memang memiliki dampak positif di mana pasokan dolar di pasar valas (valuta asing) domestik terus membaik, namun tidak secara otomatis meningkatkan cadangan devisa nasional.

“Penambahan valas itu tidak langsung serta-merta akan meningkatkan cadangan devisa kita. Kenapa? Karena valas itu justru dipakai untuk menambah suplai valas di pasar valas domestik,” kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.

Sejak diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025, Destry mengatakan tingkat kepatuhan eksportir dalam menyimpan DHE SDA pada rekening khusus (reksus) sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 95 persen.

Dari total penempatan dana di reksus tersebut, mayoritas atau sekitar 78,2 persen digunakan eksportir untuk mengonversi valas ke rupiah. Langkah konversi ini yang mendorong penambahan pasokan dolar di pasar valas domestik.

“Tapi intinya, untuk PP DHE, saya rasa sejauh ini eksportir sudah menjalankan sesuai yang diamanahkan,” kata Destry.

Untuk diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia mencapai 148,7 miliar dolar AS per September 2025. Jumlah ini mengalami penyusutan sebesar 2 miliar dolar AS dari sebelumnya 150,7 miliar dolar AS pada Agustus 2025.

Meski menyusut, bank sentral memastikan cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Destry mencatat, dalam dua bulan terakhir terjadi outflow yang cukup besar, sehingga bank sentral perlu menggunakan sebagian cadangan devisa untuk melakukan intervensi di pasar valas.

Tekanan terhadap cadangan devisa tersebut juga dipengaruhi oleh pembayaran dividen, repatriasi keuntungan investor asing, serta pelunasan pinjaman luar negeri.

Pada kesempatan yang sama, dalam pemaparannya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa peningkatan konversi valas ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan DHE SDA turut mendukung tetap terkendalinya nilai tukar rupiah.

Rupiah sempat melemah pada September 2025 sebesar 1,05 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan level pada akhir Agustus 2025 sejalan dengan ketidakpastian yang cukup tinggi.

Guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, BI pun menempuh langkah stabilisasi melalui intervensi di pasar spot dan pasar NDF baik di off-shore maupun on-shore (DNDF), serta pembelian SBN di pasar sekunder.

Menurut bank sentral, respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tercermin dari perkembangan rupiah yang kembali menguat pada Oktober 2025.

Baca juga: BI catat DHE SDA yang masuk ke reksus capai 22,9 miliar dolar AS

Baca juga: BI: Tingkat konversi valas eksportir 80 persen usai PP DHE SDA berlaku

Baca juga: BI: SVBI dan SUVBI memperkaya jenis instrumen penempatan DHE SDA

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |