Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berhasil mendorong tumbuhnya berbagai industri baru di dalam negeri, seperti produksi wadah makan (food tray) yang sebelumnya sepenuhnya diimpor dari luar negeri.
Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan hingga awal 2025 Indonesia belum pernah memiliki industri food tray sendiri, namun permintaan besar dari program MBG membuat sejumlah pelaku usaha beralih dari sektor otomotif ke manufaktur kemasan makanan.
“Sampai awal tahun 2025 tidak pernah ada yang namanya pabrik food tray di Indonesia. Karena food tray itu dibikin di China atau di luar negeri. Sekarang, alhamdulillah sudah ada 38 pengusaha food tray yang merupakan konversi dari industri otomotif," kata Dadan saat menjadi panelis dalam forum 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Jakarta, Kamis.
Selain industri food tray, Dadan juga menyampaikan kemunculan sejumlah sektor pendukung, seperti produsen rice steamer, alat sterilisasi, hingga alat pelindung diri (APD). Permintaan tinggi dari lebih dari 11 ribu Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG), ujar dia, membuat rantai industri tersebut semakin berkembang.
Baca juga: Mendes PDT ungkap tujuan Program Desa tematik untuk dukung MBG
Dadan lalu mengatakan transformasi tersebut menjadi bukti bahwa program MBG yang dihadirkan oleh pemerintah mampu menciptakan efek berganda bagi ekonomi nasional. Dengan tumbuhnya industri pangan dan peralatan pendukung di dalam negeri, ujar dia, Indonesia mulai mengurangi ketergantungan impor sekaligus membuka peluang kerja baru bagi masyarakat.
Ia menyampaikan tercatat hampir satu juta orang tenaga kerja terlibat dalam rantai produksi dan distribusi MBG, yang di dalamnya termasuk ibu-ibu di perdesaan serta penyandang disabilitas yang sebelumnya sulit memperoleh pekerjaan.
Ia menjelaskan jumlah pekerja itu meliputi antara lain tenaga kerja di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan pemasok bahan makanan MBG.
Per hari ini, ujar Dadan melanjutkan, program MBG telah berhasil mengoperasikan sebanyak 11.918 SPPG di 38 provinsi.
"Banyak masyarakat yang tadinya tidak punya pendapatan akhirnya memiliki pendapatan. kemudian kaum disabilitas yang tidak mungkin bekerja di tempat lain kami tampung,” kata dia.
Baca juga: BGN sebut MBG telah serap satu juta tenaga kerja
Baca juga: BGN perketat SOP dasar di SPPG menuju nol insiden keamanan pangan MBG
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.