Apa itu thrifting? pilihan belanja hemat yang digemari anak muda

2 weeks ago 21

Jakarta (ANTARA) - Di tengah tren fashion yang cepat berganti dan harga barang baru yang terus meroket, gaya berbelanja bernama "thrifting" justru semakin digemari, terutama di kalangan anak muda.

Thrifting menjadi salah satu pilihan berbelanja yang dianggap hemat uang untuk tampil modis dan mengikuti tren.

Para pembeli dapat menemukan berbagai barang seperti pakaian, sepatu, jaket, hingga aksesori lainnya dengan harga yang lebih murah.

Thrifting semakin menarik pembeli karena sebagian barang yang dijual di toko thrift merupakan produk merek ternama, hingga ada yang tergolong langka dan bernilai antik.

Namun, dibalik keunggulan tersebut, thrifting memiliki beberapa kekurangan lainnya. Lantas apa itu thrift? Berikut penjelasannya menghimpun dari berbagai sumber.

Apa itu thrifting?

Thrifting berasal dari kata bahasa Inggris yakni "thrift", yang berarti hemat atau penghematan. Dapat juga diartikan sebagai berbelanja dengan hemat uang.

Dalam konteks berbelanja, thrifting merujuk pada aktivitas mencari dan membeli barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi oleh pemilik sebelumnya (bekas), namun masih layak pakai.

Sehingga, dapat disimpulkan bahasa thrifting sering digunakan sebagai kegiatan berbelanja barang yang tidak bernilai baru dengan harga yang lebih murah dan hemat. Akan tetapi, barang tersebut tetap berkualitas baik.

Barang-barang tersebut biasanya dijual di toko khusus yang dikenal sebagai thrift shop, baik secara offline di pasar-pasar tradisional maupun online melalui platform e-commerce dan media sosial.

Keunggulan dan kekurangan belanja thrifting

Tak jarang, para pemburu thrifting menemukan produk-produk langka atau edisi terbatas yang sudah tidak diproduksi lagi, dengan harga yang lebih murah dari barang baru dan masih dalam kondisi bagus.

Barang-barang ditawarkan mulai dari hanya Rp10.000 sampai ratusan rupiah. Harga dapat berbeda-beda tergantung dari merek dan kualitas barang.

Thrift identik dengan barang fashion. Biasanya baju berlabel merek ternama seperti Zara, Uniqlo, H&M, atau Levi’s, sering kali ditemukan saat belanja thrifting.

Dengan begitu, para pembeli dapat tampil modis dengan gaya dan model yang berbeda tanpa perlu harga yang mahal. Pembeli bisa mencoba mix and match berbagai produk unik yang tidak umum dijual di toko-toko lain.

Selain itu, belanja thrifting dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Para pembeli secara tak langsung ikut mengurangi limbah tekstil, emisi karbon, pencemaran air, dan mendukung penggunaan barang yang berkelanjutan.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa belanja thrifting tidak sepenuhnya memiliki keunggulan tersebut. Ada kekurangan dari thrifting yang mesti menjadi pertimbangan.

Saat berbelanja thrifting, tidak semua barang yang diinginkan selalu tersedia dalam jumlah banyak, berbeda dengan barang baru. Seringkali, stok terbatas atau hanya ada satu untuk setiap jenis barang.

Sehingga, para pembeli mesti bersabar saat belanja thrifting. Ketika barang yang diinginkan tidak ada, pembeli perlu mencarinya kembali ke toko lain. Thrifting tidak bisa dilakukan dengan cepat seperti belanja barang baru di toko biasa.

Kemudian, karena thrifting menjual barang bekas, tidak semuanya dalam kondisi sempurna. Bisa saja ditemukan barang yang sudah rusak, terdapat noda, atau perlu diperbaiki sebelum digunakan.

Oleh sebab itu, pembeli perlu teliti dan kejelian dalam memilih barang thrift, karena tidak ada garansi atau pengembalian barang saat sudah dibeli.

Kekurangan lainnya yakni rentan terkena penyakit, terutama penyakit kulit. Salah satunya seperti baju, karena barang ini berhubungan langsung dengan kebersihan dari penggunanya.

Apabila baju tersebut sebelumnya digunakan oleh seseorang yang memiliki penyakit menular dan tidak dibersihkan dengan baik, pengguna selanjutnya bisa berisiko tertular. Namun, lain hal jika baju tersebut belum pernah dipakai.

Baca juga: 10 rekomendasi tempat thrifting terbaik di Jakarta

Baca juga: Tips pilih pakaian berkualitas saat thrifting

Baca juga: Polri sita 200 “ballpres” barang bekas ilegal di Tiban-Batam

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |