Beijing (ANTARA) - China pada hari Rabu mengumumkan peningkatan sebesar 7,2 persen dalam anggaran pertahanan nasionalnya pada 2025, yang menandai tahun ke-10 berturut-turut pertumbuhan satu digit.
Anggaran pertahanan negara itu untuk tahun ini akan mencapai hampir 1,8 triliun yuan (sekitar Rp4.062 triliun), menurut rancangan laporan anggaran yang diserahkan kepada badan legislatif nasional untuk dibahas.
Kenaikan 7,2 persen tersebut sama seperti dua tahun sebelumnya.
Belanja pertahanan China berada di bawah 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) selama bertahun-tahun, lebih rendah dari rata-rata dunia, menurut Lou Qinjian, juru bicara sesi ketiga Kongres Rakyat Nasional (National People's Congress) ke-14, kepada wartawan pada Selasa (4/3).
Di tengah konflik berkepanjangan serta meningkatnya ketegangan internasional dan regional, belanja pertahanan global pada 2024 melonjak ke angka tertinggi sepanjang masa, yakni sekitar 2,43 triliun dolar AS (sekitar Rp38.294 triliun).
Amerika Serikat (AS), yang memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia, masih menjadi negara dengan belanja militer terbesar di dunia pada 2024, menyumbang 40 persen dari total belanja pertahanan global.
Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China, belum lama ini menuding belanja militer AS yang membengkak sebagai sesuatu yang "mengkhawatirkan" bagi komunitas internasional.
"Saya percaya AS harus menjadi negara pertama yang memangkas persenjataan nuklir dan belanja militernya, serta mempraktikkan 'America First' dalam hal ini," tutur Wu.
Belanja militer China telah lama menjadi titik fokus pengawasan pihak Barat, dengan apa yang disebut sebagai "ancaman China" dibesar-besarkan hampir setiap tahun.
Namun, AS berjanji akan membelanjakan tidak kurang dari 3 persen PDB-nya untuk pertahanan nasional, serta mendorong semua anggota NATO untuk meningkatkan belanja pertahanan mereka hingga 5 persen dari PDB mereka.
Dalam hal per kapita, belanja pertahanan China juga jauh lebih kecil dibandingkan Washington.
China menjunjung tinggi kebijakan pertahanan nasional yang bersifat defensif, dengan belanja militernya sebagian besar berfokus pada perlindungan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunannya.
Pembangunan China meningkatkan kekuatan dunia untuk perdamaian. Negara itu tidak akan pernah mengincar hegemoni atau terlibat dalam ekspansionisme, tidak peduli apa pun tahap perkembangan yang dicapainya.
Seiring dengan meningkatnya peran China di kancah global, militernya memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menyediakan lebih banyak produk keamanan publik bagi komunitas internasional.
Selama bertahun-tahun, personel militer China kerap berpartisipasi dalam bantuan kemanusiaan internasional dan upaya pemulihan bencana, sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas global.
Selain itu, China mengirimkan lebih dari 50.000 pasukan pemelihara perdamaian ke lebih dari 20 negara dan kawasan di seluruh dunia selama lebih dari 30 tahun terakhir, menjadi penyumbang pasukan pemelihara perdamaian terbesar di antara lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Sumber: Xinhua
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025