Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK, Subsp. K.,M, FINEM mengatakan memasuki periode perimenopause dan menopause perlu memperhatikan kadar lemak visceral dalam tubuh.
Pasalnya, kelebihan lemak visceral mampu meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Ibu-ibu harus ingat bahwa begitu anda masuk perimenopause-menopause anda sudah harus bersahabat dengan yang namanya kelebihan lemah tapi jangan khawatir meskipun kita mempunyai rentang yang lebih tinggi sampai 35 persen tetap teman-teman harus babat dia terutama lemah visceral, jadi lemak visceral dibabat jangan disimpan," jelas dokter Ida di Jakarta, Kamis.
Ia pun menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat berimbang dan dimasak dengan cara yang tepat dengan porsi makan yang mengandung protein seperti ikan yang dikonsumsi sebanyak 2-3 kali seminggu, sayur dan buah berwarna dengan kandungan antioksidan tinggi.
"Kemudian harus ada lemak pilih lemak yang baik salah satunya adalah berbeda-beda kemudian jangan lupa ada sayuran dan buah-buahan pilih yang warnanya oranye kemerahan, supaya mendapatkan antioksidan," jelasnya.
Baca juga: Ahli kemukakan tiap individu butuhkan nutrisi yang berbeda
Perempuan yang memasuki masa menopause dihimbau untuk lebih bijak dalam merawat tubuhnya, terutama dalam menyikapi kenaikan berat badan akibat penurunan kadar hormon estrogen.
Manajemen penurunan berat badan perlu memperhatikan komposisi tubuh agar tidak kehilangan terlalu banyak massa otot yang dapat meningkatkan risiko Sarkopenia.
Di sisi lain, tetap penting untuk mencapai fat loss yang sehat. Proses pembakaran lemak sebaiknya dilakukan dengan pendekatan yang tepat, menghindari diet ekstrem maupun pola olahraga yang tidak konsisten, agar hasilnya optimal dan berkelanjutan.
Perubahan hormonal pada masa menopause sering kali menimbulkan berbagai gejala yang dapat memengaruhi keseharian perempuan aktif.
Pada fase ini, perempuan menghadapi perubahan fisik, psikologis, dan metabolik yang berpotensi menurunkan kualitas hidup jika tidak dikelola dengan baik.
Meski kadang dianggap menjadi akhir masa produktif perempuan, namun periode ini justru menjadi masa untuk tubuh mengenali diri lebih baik lagi.
Baca juga: Gaya hidup sehat sebaiknya diterapkan jelang masa menopause
Baca juga: Perminesia sebut penurunan estrogen tingkatkan risiko penyakit
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.