Jakarta (ANTARA) - Praktisi kebugaran dan pegiat gaya hidup sehat Ade Rai menyoroti fenomena rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.
Ia mengungkapkan, banyak orang baru menyadari nilai kesehatan setelah tubuh memberi sinyal lewat penyakit.
“Sehat itu tidak menarik selagi masih kita punya. Ia baru terasa menarik saat pergi dari kita,” ujar Ade Rai dalam diskusi bertema "The Science Behind: Strong Bones, Preventing Osteoporosis Starts Today" di Jakarta, Kamis.
Ade Rai menjelaskan, sebagian besar penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan metabolik sebenarnya berawal dari perilaku hidup yang salah.
Ia menilai, tubuh manusia memiliki kecerdasan alami untuk menyeimbangkan diri atau yang disebut homeostasis. Menurut dia, tubuh manusia selalu berusaha menyelamatkan diri dari kondisi ekstrem dengan beradaptasi, tetapi manusia justru sering mengabaikan pesan yang dikirim tubuh.
“Orang yang masih sakit sebenarnya masih punya kabar baik karena tubuhnya masih berjuang untuk menyelamatkan dirinya dari kematian,” ujarnya.
Baca juga: Kadar kalsium tinggi selama kehamilan kurangi risiko depresi pada anak
Ade Rai juga menyoroti perilaku masyarakat yang lebih fokus mencari solusi instan melalui obat atau suplemen, alih-alih memperbaiki akar masalah lewat perubahan perilaku.
Ia juga menegaskan bahwa kunci kesehatan sejati adalah perubahan gaya hidup dengan menjaga pola makan, menjauhi makanan ultra-proses, tidak merokok, membatasi alkohol, dan aktif berolahraga, termasuk latihan beban (strength training) untuk memperkuat otot dan tulang.
“Tubuh kita itu ibarat pacar yang selalu disia-siakan tapi tetap setia mencintai kita. Jadi, selama tubuh masih memberi kesempatan, jangan tunggu sakit untuk mulai peduli,” pungkasnya.
Baca juga: Gaya hidup sehat dan latihan beban bantu cegah osteoporosis
Baca juga: Dokter tegaskan pentingnya pencegahan osteoporosis sejak dini
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.