Jakarta (ANTARA) - Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter yang kini menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Meski ukurannya sangat kecil dan sering tidak terlihat dengan mata telanjang, mikroplastik telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan, mencemari udara, air, dan tanah.
Dari serat pakaian berbahan sintetis hingga kandungan dalam produk kosmetik, mikroplastik sulit dihindari dan terus berakumulasi di lingkungan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat dampaknya yang dapat membahayakan kesehatan serta kelestarian alam.
Salah satu dampak utama mikroplastik adalah pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Penelitian telah menemukan keberadaan partikel ini dalam air minum, baik air kemasan maupun air keran, serta dalam berbagai makanan seperti ikan dan kerang. Saat masuk ke dalam tubuh, mikroplastik berpotensi memicu peradangan, merusak sel, dan mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Lantas, zat apa saja yang terkandung dalam mikroplastik yang berisiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan? Bagaimana dampak kesehatannya? Serta, langkah apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan mikroplastik demi kehidupan yang lebih sehat? Simak penjelasannya berikut ini, yang telah dilansir dari berbagai sumber.
Baca juga: Cara mengurangi paparan mikroplastik dalam makanan sehari-hari
Kandungan bahan kimia dalam mikroplastik yang berisiko bagi kesehatan
Menurut laman ayosehat.kemenkes.go.id, mikroplastik mengandung berbagai bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bisphenol-A (BPA)
Zat ini digunakan dalam produksi plastik polikarbonat yang dikenal kuat dan tahan lama. BPA sering ditemukan dalam berbagai wadah makanan serta produk kebersihan seperti sapu plastik dan kemoceng plastik.
2. Ftalat (Phthalate)
Bahan kimia ini berperan dalam pembuatan plastik agar lebih fleksibel, transparan, dan memiliki daya tahan yang baik. Ftalat banyak digunakan dalam berbagai kemasan makanan.
3. Dioksin
Senyawa ini merupakan hasil sampingan dari proses pembuatan herbisida dan pemutih kertas. Dioksin dapat mencemari lingkungan dan berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
4. Polietilen dan polipropilen
Kedua bahan ini sering digunakan dalam pembuatan kemasan plastik serta berbagai produk berbahan dasar plastik lainnya. Jenis polietilen yang umum digunakan meliputi Polietilen Tereftalat (PET), Polietilen Densitas Tinggi (HDPE), Polietilen Densitas Rendah (LDPE), dan Polipropilen (PP).
Paparan bahan-bahan kimia ini dalam kehidupan sehari-hari berisiko mempengaruhi kesehatan manusia, terutama jika masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau udara yang terkontaminasi.
Baca juga: Mengenal mikroplastik: Jenis dan penyebarannya dalam lingkungan
Dampak mikroplastik bagi kesehatan
Bahaya mikroplastik bagi kesehatan tidak bisa dianggap remeh, terutama karena partikel ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, udara, makanan, dan minuman. Berikut beberapa dampak negatif mikroplastik bagi kesehatan:
1. Iritasi kulit
Mikroplastik yang terdapat dalam produk sehari-hari seperti deterjen, sabun, kosmetik, dan pakaian dapat menyebabkan iritasi pada kulit, terutama bagi individu yang memiliki alergi. Hal ini terjadi karena mikroplastik sering mengandung zat kimia tertentu yang dapat memicu reaksi peradangan pada kulit.
2. Gangguan pernapasan
Udara yang tercemar mikroplastik berisiko terhirup dan masuk ke dalam sistem pernapasan. Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan berpotensi merusak jaringan paru-paru. Dalam jangka panjang, paparan mikroplastik dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan serius seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan bahkan kanker paru-paru.
3. Gangguan pencernaan
Mikroplastik juga bisa masuk ke tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ketika berada di dalam saluran pencernaan, partikel ini dapat merusak dinding usus dan menyebabkan peradangan yang mengganggu fungsi sistem pencernaan.
Selain itu, keberadaan mikroplastik di usus dikhawatirkan dapat mengurangi populasi bakteri baik, yang berperan penting dalam penyerapan nutrisi serta menjaga daya tahan tubuh.
4. Penurunan sistem imun
Karena sebagian besar sel imun tubuh berada di usus, gangguan pada sistem pencernaan akibat mikroplastik dapat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh. Beberapa penelitian juga mengindikasikan bahwa paparan mikroplastik mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami kaitannya secara lebih mendalam.
5. Gangguan metabolisme
Mikroplastik mengandung bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang dapat mengganggu fungsi kelenjar endokrin. Kelenjar ini memiliki peran penting dalam mengatur berbagai proses dalam tubuh, termasuk metabolisme.
Ketidakseimbangan hormon akibat paparan zat ini berpotensi memicu berbagai gangguan metabolisme yang bisa berdampak pada kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: Peneliti Ecoton temukan mikroplastik dalam 5 merek teh celup Indonesia
Upaya mengurangi risiko paparan mikroplastik
Untuk meminimalkan dampak mikroplastik terhadap kesehatan, diperlukan langkah-langkah konkret yang melibatkan peran individu, komunitas, hingga kebijakan pemerintah. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan:
1. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai
Mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dan menggantinya dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan dapat membantu menekan jumlah mikroplastik yang mencemari lingkungan.
2. Meningkatkan pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti memaksimalkan proses daur ulang dan membersihkan limbah plastik, dapat mengurangi penyebaran mikroplastik di alam.
3. Mendorong penelitian dan regulasi yang lebih ketat
Penelitian lebih lanjut mengenai dampak mikroplastik terhadap kesehatan sangat diperlukan. Selain itu, penerapan kebijakan yang lebih ketat dalam produksi dan penggunaan plastik dapat membantu menekan penyebarannya.
4. Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik
Panas dapat menyebabkan plastik terurai dan melepaskan zat kimia berbahaya ke dalam makanan. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan wadah tahan panas yang bukan berbahan plastik saat menghangatkan makanan.
5. Gunakan wadah makanan non-plastik
Memilih wadah berbahan kaca, stainless steel, atau bahan lain yang lebih aman dapat mengurangi paparan mikroplastik dalam makanan dan minuman.
6. Kurangi konsumsi minuman dalam kemasan plastik
Sebisa mungkin, hindari minuman dalam botol atau kemasan plastik karena dapat mengandung partikel mikroplastik yang berisiko masuk ke dalam tubuh.
Saat ini, meskipun belum ada metode pasti untuk menangani limbah mikroplastik secara langsung, langkah pencegahan ini bisa dimulai dengan mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Jenis-jenis mikroplastik yang sering terpapar dalam makanan
Baca juga: Studi: Polusi mikroplastik ancam ketahanan pangan global
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025