Tingkat polusi udara yang tak sehat ancam kehidupan masyarakat di Laos

1 week ago 11

Vientiane (ANTARA) - Masyarakat Laos semakin khawatir karena mereka terpaksa untuk hidup sehari-hari dengan tingkat PM2,5 yang tidak sehat.

PM2,5 merupakan partikel halus di udara yang membahayakan kesehatan.

Indeks kualitas udara di Provinsi Salavan mencapai level yang mengkhawatirkan, dengan konsentrasi PM2,5 mencapai 144 mikrogram per meter kubik, melebihi ambang batas aman, yaitu 50 mikrogram per meter kubik, menurut laporan dari Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Laos pada Minggu (16/2).

Provinsi Phongsaly, Provinsi Xieng Khuang, dan ibu kota Laos, Vientiane juga mencatat tingkat konsentrasi PM2,5 yang tidak sehat dengan angkanya menembus 101 mikrogram per meter kubik.

PM2,5, partikulat halus yang menyebabkan kabut asap merupakan polutan udara yang mengandung partikel sangat kecil dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer.

Sonthichak (20), seorang mahasiswa di Vientiane, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia mengendarai sepeda motor ke kampus setiap hari, yang membuatnya terpapar debu dan asap berbahaya. Meskipun mengenakan masker, dia tidak dapat menghindari polusi dan terus menderita batuk yang tidak kunjung sembuh.

"Polusi selalu ada, baik ketika saya berada di dalam atau di luar ruangan. Saya sudah sakit batuk berminggu-minggu dan tidak kunjung membaik. Sekarang saya khawatir dengan dampak kesehatan jangka panjang dari paparan PM2,5 secara terus-menerus. Ini menakutkan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di masa depan," kata Sonthichak.

Ia menyampaikan harapan adanya kesadaran yang lebih besar dan solusi yang lebih baik untuk masalah ini, seperti alternatif yang lebih bersih untuk sektor pertanian dan transportasi.

"Saya tidak bisa lagi mengajak kakek-nenek saya keluar rumah, bahkan untuk perjalanan akhir pekan yang sederhana. Mereka selalu suka pergi ke taman atau bepergian, tetapi dengan polusi yang kian memburuk, saya tidak bisa mengambil risiko terhadap kesehatan mereka," kata Somvilay (29), seorang pekerja kantoran di Vientiane kepada Xinhua.

Foto menunjukkan jalan dekat Taman Monumen Patuxay di pusat kota Vientiane, Laos, 20 September 2021. ANTARA/Xinhua/Kaikeo Saiyasane

Ia menambahkan, "Saya berharap ada tindakan yang lebih kuat untuk mengurangi polusi dan menciptakan ruang publik yang lebih bersih sehingga memungkinkan setiap anggota keluarga menikmati aktivitas luar ruangan dengan aman".

Sementara itu, Somleuthai (22), seorang mahasiswa yang selalu bersemangat dengan aktivitas luar ruangan, terutama jogging setiap malam untuk menjaga kebugaran, mengatakan kecintaannya terhadap kegiatan di luar ruangan kini dibayangi oleh kekhawatiran yang semakin besar akan polusi udara.

"Meskipun saya masih muda, saya khawatir soal kerusakan jangka panjang yang dapat ditimbulkan oleh paparan terus-menerus terhadap udara yang tercemar. Kita semua harus benar-benar khawatir tentang masalah ini, terutama mengingat bagaimana polusi memengaruhi kelompok rentan, seperti anak-anak dan orang lanjut usia, yang memiliki risiko lebih besar," ujarnya.

Dalam pertemuan tahunan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Laos pada akhir Januari lalu, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone menyerukan pengendalian polusi udara yang lebih ketat, termasuk kabut asap dan kebakaran hutan, setelah banyak bagian negara itu mencatatkan kualitas udara yang tidak sehat dalam beberapa hari terakhir.

Ia mendesak semua sektor untuk memikul tanggung jawab lingkungan mereka dengan serius, seraya mengatakan tindakan yang lebih kuat diperlukan untuk melindungi sumber daya alam dan memastikan pembangunan yang berkelanjutan.

Pada 2025, Pemerintah Laos, bekerja sama dengan sejumlah organisasi pembangunan, telah memasang sensor kualitas udara berteknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di 150 sekolah di seantero negara itu untuk memantau polutan-polutan udara berbahaya secara waktu nyata (real-time).

Inisiatif tersebut akan membantu otoritas setempat untuk mengidentifikasi tingkat udara yang tidak aman dan melaksanakan langkah-langkah pencegahan guna memastikan lingkungan belajar yang lebih aman. Tujuannya untuk mengurangi risiko kesehatan, meningkatkan udara yang lebih bersih, dan melindungi kesehatan anak-anak di seluruh Laos.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |