Moskow (ANTARA) - Lebih dari 200 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas, dan ratusan lainnya terluka setelah diserang Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Sudan dalam tiga hari terakhir, lapor portal berita Al-Araby Al-Jadeed.
Laporan yang dirilis pada Selasa (18/2) itu menyebutkan bahwa dua desa di Negara Bagian Nil Putih menjadi sasaran serangan. Sebelumnya, wilayah tersebut sepenuhnya bebas dari aktivitas militer.
Tentara Sudan dan pemberontak RSF saling serang untuk menguasai negara tersebut sejak April 2023.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperingatkan bahwa konflik yang terus berlanjut dapat menyebabkan wabah penyakit dan kehancuran fatal sistem layanan kesehatan.
Sementara itu, Duta Besar Sudan untuk Rusia, Mohamed Siraj, dalam wawancara dengan RIA Novosti pada awal Januari, mengungkapkan harapannya agar konflik bersenjata itu dapat berakhir pada tahun 2025.
Sumber: Sputnik - OANA
Baca juga: Jelang Ramadan, PBB serukan diakhirinya penderitaan dramatis Sudan
Baca juga: Panglima Sudan: Pertempuran lawan paramiliter RSF akan segera berakhir
Baca juga: PBB: Sudan menjadi satu-satunya tempat kasus kelaparan masih ditemukan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025