Jakarta (ANTARA) - Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) mengatakan diskusi dan kegiatan kolaboratif oleh Save Our Surroundings (SOS) mengajak publik, termasuk para fans K-pop yang antusias dengan berbagai isu sosial, untuk mencontohkan hidup sehat yang bebas dari bahaya rokok.
Ketua Umum IYCTC Manik Marganamahendra menyampaikan dalam keterangan di Jakarta, Senin, mayoritas fans K-pop yang hadir adalah perempuan sebagai peserta, yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sehat dan isu-isu sosial, terutama terkait masalah kesehatan di rumah tangga.
“Bukan tidak mungkin K-Poppers juga bergerak untuk menguatkan upaya pengendalian konsumsi rokok di Indonesia, ini adalah saatnya kita berkolaborasi,” katanya.
Dia menjelaskan upaya pengendalian konsumsi rokok memerlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan individu.
Baca juga: 28 organisasi desak implementasi pengendalian tembakau pada PP 28/2024
Data terbaru menunjukkan jumlah perokok aktif di Indonesia telah mencapai 70 juta orang, dengan 5,1 juta diantaranya anak-anak dan remaja berusia 10-18 tahun.
"Selain itu dari 8 juta kematian akibat konsumsi rokok, 1,4 juta diantaranya adalah perokok pasif. Hal ini dikarenakan paparan asap rokok secara langsung maupun tidak langsung," katanya.
Adapun konsumsi rokok tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga mempengaruhi kondisi ekonomi rumah tangga. Mengutip data 2022 CISDI, rumah tangga di perkotaan rata-rata mengeluarkan Rp407.285 per bulan untuk belanja rokok.
Dia juga menyoroti implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang memperketat regulasi iklan dan penjualan produk tembakau.
Baca juga: IYCTC desak pemerintah implementasikan PP 28/2024, kendalikan tembakau
“Peraturan ini melarang pemasangan iklan rokok dalam radius 500 meter dan penjualan rokok dalam radius 200 meter dari fasilitas pendidikan dan area bermain anak, serta melarang penjualan rokok secara eceran dan iklan di media sosial,” katanya.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi akses dan paparan rokok kepada anak-anak dan remaja, sehingga menekan angka perokok usia muda.
Sebagai bagian dari upaya mendukung masyarakat berhenti merokok, katanya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyediakan Layanan Konseling Upaya Berhenti Merokok (UBM) yang dapat diakses di fasilitas kesehatan, serta layanan Quitline di 0800-177-6565 untuk konsultasi berhenti merokok.
“Jangan ragu mencari bantuan, karena dengan komitmen kuat dan dukungan yang tepat, berhenti merokok bukanlah hal yang mustahil,” ucapnya.
Baca juga: Pakar ungkap dampak positif CKG bisa bikin masyarakat setop merokok
Baca juga: Kemenkes fokuskan penurunan prevalensi perokok pada anak-anak
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025