Santriwati PPI AMF buat es krim dari daun kelor untuk cegah stunting

1 day ago 3

Malang (ANTARA) - Dua santriwati Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar (PPI AMF) membuat inovasi kreatif es krim yang memadukan bahan daun kelor dengan susu murni untuk mencegah stunting.

Es krim karya dua santriwati PPI AMF, yakni Khairunnisa Aqila Nurrahima dan Rivqa Raswa Qanitaini ini diberi nama Bloomy Organic Ice Cream.

Khairunnisa Aqila Nurrahima di Malang, Jawa Timur, Selasa, menjelaskan timnya sengaja mengkreasikan cemilan sehat dari daun kelor yang bisa diterima oleh semua kalangan, sebab selama ini daun kelor lebih banyak disajikan dalam bentuk olahan sayur berkuah, sehingga kurang disukai oleh anak-anak.

“Saya sendiri kurang suka. Di situ saya mikir bagaimana bisa menyajikan daun kelor dalam bentuk menarik dan disukai semua umur. Kemudian, interprestasi kami itu es krim,” kata perempuan yang biasa disapa Khair.

Dari sisi nutrisi, daun kelor memiliki nilai gizi yang tinggi. Beberapa di antaranya tercatat memiliki kandungan kalsium, kalium, magnesium, protein, vitamin A dan C, serta antioksidan. Selain itu, daun kelor juga dapat membantu memperlancar air susu ibu (ASI), menguatkan tulang, dan mencegah stunting.

Menurut dia, daun kelor termasuk tanaman yang mudah ditemukan di banyak tempat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah meluncurkan program Moringa Against Malnutrition and Climate Change (Morinaga) dengan menargetkan 26 ribu pohon kelor bisa ditanam di seluruh rumah warga. Dari sini, Khair meyakini daun kelor menjadi pilihan tepat dalam pembuatan es krim.

Baca juga: BKKBN gerakkan santri percepat turunkan stunting pada anak

Untuk membuat es krim, Khair membutuhkan sejumlah bahan penting, seperti bubuk daun kelor, susu murni, kuning telor, tepung maizena, gula aren, dan kacang panggang.

Ia memastikan tidak menggunakan bahan pewarna buatan sama sekali. “Kita beri pewarna alami dari daun kelor. Warna alaminya seperti matcha,” ucapnya.

Khair mengakui timnya juga menemukan kesulitan dalam proses pembuatan es krim tersebut. Dua di antaranya saat memilah daun kelor yang segar dan proses pengeringannya serta proses pembuatannya membutuhkan waktu 4-5 hari, cukup lama.

Produk es krim ini nantinya untuk mengikuti kompetisi Santripreneur One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur.

Pembina tim, Rachmadanti Chairatul Nisa berharap keikutsertaan mereka dalam OPOP Jatim dapat mengembangkan kreativitas dalam memanfaatkan bahan-bahan sekitar yang memiliki nilai gizi tinggi.

Sementara tu, Kepala SMP-SMA PPI Abdul Malik Fadjar, Pahri mengaku sudah mencicipi es krim buatan santrinya. Rasanya enak dan penyajiannya juga luar biasa. Dia juga mendorong santri-santri lain untuk terus belajar dan berinovasi.

Baca juga: Anak usaha Kimia Farma edukasi pencegahan stunting di pesantren

Pahri juga berkomitmen akan mendukung kreativitas para santri, termasuk dalam pembuatan es krim. “Karena es krim punya pasar besar di Indonesia. Mungkin untuk es krim bisa diperbaiki lagi dalam beberapa hal, terutama kemasan. Secara keseluruhan, rasanya oke, enak sekali,” katanya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |