Jakarta (ANTARA) - Rans Simba Bogor semakin menunjukkan tajinya di IBL 2025 setelah meraih enam kemenangan berturut-turut hingga pekan keenam sebelum jeda internasional.
Rans kini menempati peringkat kedua klasemen dengan rekor impresif 7-2 (7 menang, 2 kalah), unggul dari Satria Muda Pertamina Jakarta.
Keberhasilan Rans menduduki posisi tersebut tak lepas dari kemenangan krusial mereka 84-82 atas Satria Muda pada 12 Februari lalu di Gymnasium SV IPB, Bogor.
Kemenangan ini membuat Rans unggul head-to-head atas tim dengan gelar juara terbanyak dan semakin menegaskan status mereka sebagai salah satu tim yang patut diperhitungkan musim ini.
Awal musim tidak berjalan mulus bagi Rans. Mereka membuka kompetisi dengan kekalahan dan bahkan dikritik tajam oleh Purple Gang, sebutan bagi para penggemar mereka.
Baca juga: Michael Qualls kokoh di puncak daftar pencetak poin
Salah satu kekalahan yang paling disorot adalah ketika tumbang 70-78 dari Tangerang Hawks Basketball. Kritik semakin deras di media sosial, mempertanyakan kualitas skuad Rans.
Namun, Rans segera bangkit dan menunjukkan karakter mereka sebagai tim yang solid. Kemenangan atas Dewa United Banten, salah satu tim kuat di IBL yang merupakan pemuncak klasemen musim lalu menjadi titik balik bagi mereka.
Setelahnya, Rans terus menambah pundi-pundi kemenangan, termasuk kejutan besar saat memberikan kekalahan perdana bagi Satria Muda yang sudah mengumpulkan tujuh kemenangan beruntun.
Berdasarkan data di laman IBL, Rans menempati peringkat ketiga sebagai tim dengan produktivitas poin tertinggi, mencetak rata-rata 81,8 poin per pertandingan. Selain itu, Rans juga menjadi tim terbaik dalam kategori steal dengan rata-rata 10,3 steal per game.
Namun, di balik catatan positif tersebut, ada satu aspek yang masih perlu dibenahi. Rans menjadi tim dengan jumlah turnover terbanyak ketiga di liga, dengan rata-rata 14,7 turnovers per pertandingan.
Baca juga: Hangtuah pimpin klasemen IBL
Salah satu faktor yang membuat Rans semakin tangguh adalah permainan kolektif mereka. Tidak lagi hanya bergantung pada kapten tim, Devon Van Oostrum, yang juga menjadi pengirim assist terbanyak di liga dengan 8,7 assist per game, Rans kini memiliki empat pemain yang mencetak rata-rata double-digit points per game.
Kenyon Joseph Buffen menjadi ujung tombak tim dengan rata-rata 22,6 poin per pertandingan, diikuti oleh Aaron Fuller (19,9 poin per game), Devon Van Oostrum (12,8 poin per game), dan Thomas De Thaey (10,7 poin per game).
Meski tengah menikmati performa impresif, tantangan besar sudah menanti Rans pada Maret. Mereka akan menghadapi tiga tim kuat, yakni Hangtuah Jakarta sang pemimpin klasemen sementara, juara IBL 2023 Prawira Bandung, dan juara bertahan Pelita Jaya Jakarta.
Keberhasilan menumbangkan dua raksasa liga, Dewa United dan Satria Muda, menjadi bukti mereka bukan sekadar tim kuda hitam, tetapi juga pesaing serius dalam perebutan gelar juara IBL 2025, sebagaimana target manajemen klub masuk empat besar.
Baca juga: Pelatih ungkap penyebab dua kekalahan berturut-turut Satria Muda
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025