Denpasar (ANTARA) - Sejumlah praktisi kecantikan mengulas potensi Bali menjadi pusat estetika dan wellness atau kebugaran di masa depan.
Dokter Kulit dan Kecantikan dr Tary Mantra, Sp.DVE di KEK Kesehatan Sanur, Denpasar, Rabu, mengatakan potensi ini mulai terlihat dari tren wisatawan yang melakukan perawatan dengan kombinasi teknik medis dengan bahan-bahan alam.
“Tren yang sedang berkembang sangat digemari lokal dan internasional adalah perawatan Ayurvedic, di Ubud sekarang banyak turis menggemari perawatan ini, jadi skincare-nya bahan natural alam tapi ada kombinasi medis,” kata dia.
Praktisi sekaligus dosen kesehatan itu melihat Bali memiliki potensi sebab bahan alam yang menjadi dasar estetika ini bagian dari sumber daya alam yang tumbuh dan aktif digunakan masyarakat Bali sebagai obat-obatan tradisional.
Contohnya ia melihat tren microneedling atau perawatan kulit dengan teknik suntik yang menggunakan tanaman obat sebagai serum, kemudian terapi kulit berjerawat dengan bahan masker kunyit.
“Kalau sekarang tren global ada Korea dengan K-Beauty, Bali saya lihat bisa jadi pusat estetika global B-Beauty, kita punya ciri khas tidak cuma medis, kita juga punya keindahan alam dan kultur, bisa bersaing global,” ujarnya.
Praktisi Anti Penuaan dr. Chandrawati Santoso menambahkan belakangan ia melihat berbondong-bondong turis mancanegara ke Bali untuk mencari lokasi healing tradisional.
Menurutnya berangkat dari kearifan lokal ini Bali dapat menjadi pusat kebugaran, yang dapat dikolaborasikan dengan medis dan estetika.
“Jadi tentu saja Bali akan bisa cepat menjadi pusat wisata medis terutama di estetika dan kebugaran di masa depan, dengan dilengkapi penelitian-penelitian terbaru di dunia kedokteran,” kata dia.
Chandrawati menilai Bali butuh lebih banyak wadah untuk kelompok-kelompok yang ada di bidang ini, sebab perkembangan ilmu kecantikan dinamis.
Salah satu yang disyukuri adalah keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur yang dibangun Kementerian BUMN sebagai pusat estetika nantinya.
Sebelum diresmikan Presiden Prabowo, di kawasan ini pada 2-4 Mei 2025 akan digelar Beautiverse, ajang kecantikan yang mempertemukan pakar-pakar ini dan masyarakat umum.
Project Manager in Beautiverse Hanna Ristya mengatakan kegiatan ini akan mengintegrasikan estetika dengan kebugaran melalui aktifitas di dalam dan luar ruangan.
“Mereka (perusahaan kecantikan) tidak hanya menampilkan produk tapi kombinasi berbagai aktifitas, ada tes kulit, kelas make up, membuat parfum dan difuser, kegiatan di luar ada lari dan meditasi,” ujarnya.
Lebih jauh selain langkah untuk menjadikan Bali pusat estetika dan kebugaran terutama melalui keberadaan KEK Kesehatan Sanur, ajang Beautiverse ingin membawa produk kecantikan merek lokal lebih dikenal, termasuk merek rintisan dari UMKM.
“Nanti di KEK Kesehatan Sanur ada konsep zonasi yaitu zona beauty, wellness, brozone, fnb, dan beauty startup, kami menyiapkan 74 tenan dengan 70 persen lokal,” kata Hana.
Baca juga: Bali Spirit perkuat Indonesia jadi destinasi wisata kebugaran
Baca juga: Gibran nikmati wisata kebugaran sambil minum jamu di Bali
Baca juga: Dispar sebut Bali bisa jadi destinasi wisata kebugaran lewat ETNA
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025