PBB (ANTARA) - Kebutuhan di Gaza di tengah pemberlakuan gencatan senjata masih sangat besar, ungkap badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (17/2), seraya menambahkan bahwa operasi Israel yang terus berlanjut di Tepi Barat masih menimbulkan korban jiwa.
"Seiring PBB dan para mitra kemanusiaannya terus menyalurkan bantuan penyelamat nyawa di seluruh Jalur Gaza, skala kebutuhan masih sangat besar, memerlukan bantuan mendesak dan berkelanjutan," ujar Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA).
OCHA mengatakan Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa pasokan oksigen sangat dibutuhkan untuk menjaga layanan darurat, bedah, dan perawatan intensif tetap berjalan di rumah sakit di seluruh Gaza, termasuk Al Shifa dan Al Rantisi di Gaza City.
Mitra-mitra kesehatan saat ini melakukan kerja sama dengan sejumlah otoritas untuk menyediakan generator, suku cadang, dan peralatan yang dibutuhkan guna memproduksi oksigen secara lokal.
OCHA juga menyebutkan bahwa para mitra dalam hal tempat perlindungan telah mendistribusikan terpal kepada lebih dari 11.000 keluarga di Gaza utara selama akhir pekan.
Di Khan Younis, sekitar 450 keluarga menerima perangkat isolasi (sealing-off kits), peralatan dapur, dan peralatan kebersihan di sebuah tempat pengungsian di Al Mawasi.
OCHA mengatakan bahwa aktivitas pendidikan semakin berkembang, dengan para mitranya melaporkan bahwa lebih dari 250.000 orang telah terdaftar dalam program pembelajaran jarak jauh yang dibentuk oleh badan bantuan PBB untuk para pengungsi Palestina.
Sejumlah mitra kemanusiaan juga melaporkan bahwa 95 persen bangunan sekolah rusak selama konflik berlangsung, memaksa banyak pelajar untuk belajar di tenda-tenda darurat dan ruang terbuka di tengah musim dingin.
Di Tepi Barat, OCHA mengatakan bahwa sejak dimulainya operasi militer Israel pada 21 Januari, yang merupakan operasi paling ekstensif dalam dua dekade terakhir, 36 warga Palestina dilaporkan telah tewas, dengan 25 korban tewas di Jenin dan 11 lainnya di Tulkarm.
Operasi tersebut menimbulkan banyak korban jiwa dan korban yang terpaksa mengungsi, terutama di kamp-kamp pengungsi. Infrastruktur penting juga mengalami kerusakan parah, menyebabkan kebutuhan kemanusiaan meningkat menjadi semakin tinggi.
Badan kemanusiaan PBB itu kembali menegaskan bahwa penggunaan taktik mematikan seperti dalam perang selama operasi-operasi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai penggunaan kekuatan yang melebihi standar penegakan hukum.
Selain itu, OCHA juga menyebutkan bahwa selama akhir pekan, para pemukim Israel menyerang warga Palestina di beberapa desa yang berada di Kegubernuran Nablus, Tepi Barat, membakar sebuah rumah dalam salah satu serangan. Mitra-mitra kemanusiaan sedang mengerahkan sumber daya untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025