Membuka jalan menuju sukses untuk anak istimewa di perbatasan

4 weeks ago 10
Dari Natuna, pesan itu menggema, tidak ada lagi anak yang boleh tertinggal hanya karena keterbatasan

Natuna (ANTARA) - Sabtu pagi, 16 Agustus 2025, suasana Jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dipenuhi riuh semangat kemerdekaan. Sinar cahaya matahari yang baru saja meninggi memantul di wajah ribuan orang yang memadati jalanan.

Warga dari berbagai usia dan profesi berbondong-bondong hadir dan mengikuti pawai budaya yang selalu menjadi momen istimewa dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di sepanjang jalan, lebih atas 4.000 peserta tampil penuh warna. Ada yang mengenakan pakaian adat Melayu, ada yang berdandan sebagai petani dengan caping lebar, dan ada pula yang berperan sebagai nelayan, seolah menghadirkan kembali kehidupan leluhur yang penuh kerja keras dan keteguhan hati.

Pawai itu bukan sekadar perayaan, melainkan juga pengingat akan akar budaya dan sejarah yang membentuk jati diri bangsa.

Di antara barisan panjang peserta, satu kelompok tampil berbeda dan mencuri perhatian penonton. Mereka adalah siswa-siswi Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Natuna. Anak-anak istimewa yang tampil dengan penuh percaya diri itu ikut serta dalam perayaan besar ini.

Busana yang mereka kenakan bukanlah kain mahal atau pakaian adat biasa, melainkan hasil kreativitas dari barang-barang bekas seperti plastik beras, kemasan deterjen, hingga bungkus makanan yang disulap menjadi kostum penuh imajinasi. Dari tangan kecil mereka lahirlah karya besar yang sarat makna.

Pemerintah daerah memberi mereka kesempatan sama seperti peserta lainnya berjalan hingga garis finis dan memperagakan karya busana di depan para pemangku kepentingan dan ribuan orang yang hadir. Dengan senyum merekah, anak-anak itu melangkah layaknya ratu, raja, hingga dewi bersayap.

Tepuk tangan meriah dan sorakan dukungan menggema di udara, membuat setiap langkah mereka terasa berharga. Pemandangan itu menjadi bukti keterbatasan bukanlah penghalang untuk menunjukkan kemampuan dan berprestasi.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Natuna Helmy Wahyuda menegaskan pawai budaya ini bukan hanya ruang melestarikan budaya, tetapi juga wujud nyata komitmen pemerintah dalam membuka jalan bagi anak-anak disabilitas.

“Setiap anak, tanpa terkecuali, berhak mendapat kesempatan untuk berkembang dan meraih kesuksesan,” ujar dia.

Baca juga: Atlet panjat tebing disabilitas antusias sambut Paralimpiade 2028

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |