Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperluas diversifikasi pasar ekspor udang guna mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat dan China yang selama ini menjadi tujuan utama perdagangan produk perikanan Indonesia.
"Memang kita sebetulnya selama ini sudah melakukan proses diversifikasi melalui bussines matching," kata Direktur Pemberdayaan Usaha Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Catur Sarwanto saat dikonfirmasi mengenai upaya KKP dalam diversifikasi ekspor udang Indonesia akibat sempat adanya kasuistik Cs-137 dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan diversifikasi menjadi langkah strategi penting setelah ekspor udang sempat tersendat akibat polemik paparan radioaktif Cesium-137, yang mempengaruhi kepercayaan sementara dari pasar Amerika Serikat terhadap produk perikanan nasional. Kendati begitu, saat ini Indonesia kembali mengekspor udang ke Amerika Serikat sejak 31 Oktober 2025.
Lebih lanjut, Catur menyampaikan diversifikasi dilakukan melalui kerja sama dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dan atase perdagangan di berbagai negara.
Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan business matching yang mempertemukan pelaku usaha perikanan Indonesia dengan calon mitra potensial dari berbagai kawasan, termasuk Eropa.
Kendati demikian, Catur menyebutkan ekspor udang Indonesia ke pasar Eropa menunjukkan peningkatan signifikan mencapai 57 persen, menandakan minat dan kepercayaan yang semakin tinggi terhadap produk laut Indonesia di kawasan tersebut.
Selain itu, ekspor ke China dan kawasan ASEAN juga mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 20 persen, mencerminkan meluasnya jangkauan dan penguatan posisi dagang Indonesia di sektor perikanan.
"Dari data yang kita sampaikan tadi bahwa terjadi peningkatan di pasar-pasar selain Amerika, seperti yang tadi kita lihat pasar udang di Eropa itu justru peningkatannya cukup besar, sekitar 57 persen dan juga tentu China itu juga cukup tinggi dan ASEAN sendiri juga sebesar 20 persen," ucapnya.
KKP menegaskan upaya perluasan pasar akan terus dilakukan secara konsisten, termasuk melalui kegiatan business matching lanjutan.
Bahkan Catur mengaku pada 20 November 2025, pihaknya melakukan business matching guna memperluas jaringan ekspor. Hanya saja, dia tidak menyebutkan negara yang dituju.
Namun, dengan strategi itu, KKP optimistis ekspor udang dan produk perikanan lainnya akan semakin berdaya saing, membuka pasar baru, serta memperkuat ketahanan ekonomi kelautan Indonesia di tingkat global.
"Jadi ini upaya-upaya kita untuk bisa kita diversifikasi ekspor kita di negara lain," imbuh Catur.
Adapun KKP mencatat lima negara tujuan utama ekspor perikanan Indonesia selama Januari-September 2025 yakni Amerika Serikat dengan nilai ekspor 1.495,94 juta dolar AS; disusul China 812,76 juta dolar AS; ASEAN 711,99 juta dolar AS; Jepang 448,29 juta dolar AS; lalu Uni Eropa 331,32 juta dolar AS.
Sementara dari sisi komoditas, udang masih menjadi komoditas utama ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor sebesar 1.397,23 juta dolar AS. Amerika masih menjadi tujuan utama ekspor udang dengan pangsa 63,1 persen dari total ekspor udang Indonesia.
Diikuti tuna-cakalang-tongkol (763,51 juta dolar AS), lalu cumi-sotong-gurita (574,75 juta dolar AS), disusul rajungan-kepiting (377,65 juta dolar AS), dan rumput laut (233,86 juta dolar AS).
Baca juga: KKP tegaskan ekspor udang tetap meningkat meski ada isu Cs-137
Baca juga: Trenggono tegaskan pentingnya kapal pengawas terintegrasi jaga laut RI
Baca juga: Trenggono: 1.149 kapal ilegal ditangkap rugikan negara Rp16 triliun
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































