Ankara (ANTARA) - Israel pada Kamis (27/2) membebaskan 596 warga Palestina yang ditahan di sejumlah penjara setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerahkan jenazah empat sandera Israel.
Pembebasan tahap ke-7 itu menjadi bagian dari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas.
Kantor berita Palestina Wafa melaporkan 37 warga Palestina dibebaskan di Ramallah, wilayah pendudukan Tepi Barat, dan lima lainnya di Yerusalem Timur.
Seorang tahanan, yang diterima oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dalam keadaan koma, langsung dilarikan ke rumah sakit di Tepi Barat untuk menjalani perawatan.
Tahanan lainnya dibawa ke Jalur Gaza setelah dibebaskan, menurut Saleh Al Hams, seorang direktur Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Younis.
"Para tahanan dalam kondisi sangat kurus, beberapa bahkan tak bisa berjalan akibat pemukulan dan penyiksaan berat yang mereka alami," kata dia.
Al Hams menambahkan bahwa sebagian besar tahanan menderita penyakit kulit dan satu orang dirawat inap akibat fibrosis paru.
Dia juga mengungkapkan bahwa di antara para tahanan yang dibebaskan, ada 15 tenaga medis yang sebelumnya ditangkap selama perang Israel di Gaza.
Menurut Hamas, 11 orang yang dibebaskan adalah tahanan dengan vonis seumur hidup atau jangka panjang, yang ditangkap sebelum 7 Oktober 2023, ketika perang meletus.
Kelompok itu juga mengatakan bahwa 97 tahanan seumur hidup atau jangka panjang dideportasi ke Mesir.
Amani Sarahneh dari Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan bahwa Israel telah menunda pembebasan 46 anak dan perempuan yang seharusnya juga dibebaskan.
Menurut dia, Israel menunda pembebasan mereka sampai proses identifikasi terhadap jenazah sandera selesai.
Hingga Rabu malam, Hamas telah membebaskan 33 warga Israel, termasuk delapan jenazah, dalam fase pertama gencatan senjata selama 42 hari yang berakhir akhir pekan ini.
Menurut Israel, masih ada 59 warganya yang disandera di Gaza, 20 orang di antaranya diperkirakan masih hidup.
Mereka diharapkan bisa dibebaskan pada tahap kedua gencatan senjata, yang mengharuskan Israel menarik seluruh pasukannya dan mengakhiri perang secara permanen.
Gencatan senjata tahap pertama yang dimulai pada 19 Januari telah menghentikan agresi militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.300 penduduknya dan menghancurkan wilayah kantong Palestina itu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Parlemen Arab tolak rencana mengusir rakyat Palestina dari Gaza
Baca juga: Israel terima empat peti jenazah tawanan dari Hamas
Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025