Greenfaith Indonesia ajak masyarakat 'puasa energi' selama Ramadhan

1 week ago 5

Jakarta (ANTARA) - Organisasi nirlaba Greenfaith Indonesia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam konsumsi energi selama bulan Ramadhan, salah satunya dengan melakukan 'puasa energi' selama bulan suci bagi umat Islam tersebut.

Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia Hening Parlan mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan introspeksi.

"Jika kita tidak bijak dalam mengelola energi, kita justru memperbanyak pemborosan. Saya mengajak semua untuk 'puasa energi', di rumah dan di masjid. Mari kita matikan lampu saat tidak digunakan, terutama saat kita beribadah, untuk mengurangi konsumsi energi," ujar Hening dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Dalam diskusi bertajuk ‘Cahaya Ramadhan: Menjalani Ibadah Energi dengan Energi Berkelanjutan’ itu, Hening menilai Ramadhan merupakan momen penting bagi umat Muslim untuk menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam efisiensi dan transisi menuju sumber energi yang terbarukan.

Baca juga: SKK Migas bagikan 1.700 paket berkah Ramadhan untuk masyarakat Aceh

Baca juga: Kepala BPH Migas: Jaminan pasokan energi berikan rasa aman masyarakat

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi bersih dalam perspektif Islam perlu ditingkatkan. Selain itu, praktik ibadah Ramadhan yang lebih ramah lingkungan juga perlu didorong.

Sementara itu, Eko Sudarmawan dari Pokja Bimbingan Teknis Konservasi Energi dari Dirjen EBTKE Kementerian ESDM menyampaikan, pihaknya telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penghematan energi.

"Di salah satu area di Jakarta, kami berhasil mendorong pengurangan tagihan listrik di hingga 75 persen rumah tangga dalam waktu tiga bulan saja, melalui langkah-langkah sederhana yang dapat diterapkan sehari-hari," ujar Eko.

Lebih lanjut Eko menjelaskan, rata-rata di rumah tangga, penggunaan AC menyumbang 50-60 persen konsumsi listrik. Selain itu, dengan tata pencahayaan yang lebih banyak memanfaatkan cahaya matahari di siang hari, masyarakat dapat mengurangi tagihan listrik hingga 15 persen.

"Penggunaan lampu LED juga direkomendasikan sebagai alternatif yang lebih hemat energi," kata Eko.

Bersamaan dengan diskusi tersebut, juga diluncurkan Buku Fikih Transisi Energi Berkeadilan, yang telah melalui proses penulisan inklusif dari tahap diskusi hingga penulisan, melibatkan masyarakat yang terdampak.

Aldy Permana dari Muslims for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC) Indonesia mengatakan, buku tersebut diharapkan dapat menjadi landasan kerja bersama umat Islam dalam mendukung ambisi transisi energi Indonesia.

"Kami berharap buku fikih transisi energi berkeadilan dan acara ini dapat menginspirasi umat Islam untuk menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari keseharian, khususnya dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan," ujar Aldy.*

Baca juga: Pertamina memastikan penyaluran energi di Sumsel cukup selama Ramadhan

Baca juga: PLN Aceh memastikan keandalan listrik hadapi Ramadhan

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |