Depok (ANTARA) - Dua mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) meraih penghargaan dalam ajang The 8th Global Public Health Conference (GlobeHealth) 2025 di Bangkok, Thailand.
Afandi Setia Apriliyan, mahasiswa Program Magister Epidemiologi peminatan Field Epidemiology Training Program (FETP), meraih Best Presenter. Sementara Anisful Lailil Munawaroh, mahasiswa Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat, meraih Best Social Media Ambassador.
Dekan FKM UI Prof Mondastri Korib Sudaryo di Kampus UI, Depok, Selasa, mengaku bangga atas pencapaian luar biasa kedua mahasiswa tersebut pada ajang internasional.
"Prestasi ini mencerminkan dedikasi, kompetensi akademik, serta semangat inovasi mahasiswa FKM UI dalam menghadirkan solusi nyata bagi tantangan kesehatan masyarakat," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UI raih penghargaan di konferensi internasional Malaysia
Pada ajang tersebut Afandi mempresentasikan riset berjudul "The First Phase of Developing the Early Warning Alert and Response System (EWARS) Application at Sekarwangi Regional General Hospital, Sukabumi Regency, West Java, Indonesia" yang menyoroti pengembangan sistem peringatan dini berbasis web untuk meningkatkan efisiensi pelaporan kasus penyakit menular yang berpotensi menjadi wabah.
Teknologi EWARS telah dikembangkan menggunakan metodologi agile dalam kerangka System Development Life Cycle (SDLC) dan telah diimplementasikan pada 58 puskesmas. Sistem itu memungkinkan pelaporan kasus secara real-time, yang mempermudah tenaga kesehatan dalam mengambil keputusan berbasis data.
Sejak peluncuran pada Februari 2024, sistem tersebut mencatat lebih dari 6.000 diagnosis potensi wabah, dengan pneumonia sebagai kasus terbanyak (2.306 kasus), diikuti oleh tifoid (1.881 kasus), dan demam berdarah (955 kasus).
Hingga Juli 2024 sistem ini telah mengirimkan 2.439 notifikasi dengan 1.419 notifikasi dibuka oleh pengguna.
Baca juga: UI sambut mahasiswa asing ikuti program pembelajaran di FKG
Sementara itu Anisful sukses menyampaikan riset berjudul "Empowering Construction Workers as Facilitators in HIV-AIDS Prevention: A Workplace Health Initiative".
Riset ini menyoroti tingginya risiko pekerja konstruksi terhadap penyakit menular seksual, termasuk HIV-AIDS, akibat berbagai faktor, seperti dominasi tenaga kerja laki-laki, insentif finansial, budaya maskulinitas, dan mobilitas tinggi.
Melalui studi ini, ia ingin meningkatkan pemahaman dan kesiapan pekerja konstruksi dalam menerapkan strategi pencegahan HIV-AIDS.
Dengan menggunakan desain kuasi-eksperimental, sebanyak 30 pekerja konstruksi mendapatkan pelatihan komprehensif seputar seminar teoretis, diskusi kasus, dan lokakarya sesuai kurikulum pencegahan HIV-AIDS yang ditetapkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indonesia.
Dari riset tersebut ditemukan bahwa program pelatihan fasilitator secara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesiapan pekerja konstruksi dalam mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan HIV- AIDS di lingkungan kerja.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025