Di tengah volatilitas pasar, TUGU dinilai mampu jaga modal solid

4 hours ago 2
permodalan TUGU yang kuat tak hanya berasal dari segi Risk Based Capital (RBC), tetapi juga nilai modal yang besar

Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) dinilai mampu mempertahankan permodalan yang solid di tengah volatilitas pasar.

Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menilai permodalan TUGU yang kuat tak hanya berasal dari segi Risk Based Capital (RBC), tetapi juga nilai modal yang besar.

Mengacu pada laporan keuangan bulanan TUGU (parent only) yang tidak diaudit, Rasio Kecukupan Investasi (RKI) TUGU per akhir Desember berada 592 persen. RKI TUGU berada jauh dari ketentuan minimum yaitu 100 persen

Sementara itu dari sisi laba rugi non-konsolidasi untuk TUGU (parent only), jumlah pendapatan premi bruto TUGU mencapai Rp5,7 triliun dan mencatatkan pertumbuhan 12 persen dibanding tahun sebelumnya serta melampaui pertumbuhan industri.

Kemudian, jumlah pendapatan underwriting mencapai Rp1,4 triliun per akhir Desember 2024 atau naik 21 persen dari tahun sebelumnya.

Selanjutnya, untuk hasil underwriting mencapai Rp845 miliar dan mengalami kenaikan 17 persen dibanding tahun sebelumnya.

Untuk laba usaha asuransi TUGU (parent only) per akhir Desember 2024 mencapai Rp730 miliar yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 56 persen dibanding tahun sebelumnya.

Azis menggarisbawahi permodalan menjadi aspek penting untuk sektor jasa keuangan terutama asuransi. Tahun 2024 menjadi tahun yang cukup menantang karena volatilitas di pasar keuangan global, risiko perlambatan ekonomi dunia hingga kondisi politik yang menantang.

Namun, dengan solvabilitas yang kuat, perusahaan asuransi dapat menavigasi berbagai tantangan dengan baik.

Untuk tahun 2025, kondisi permodalan masih menjadi aspek penting untuk industri asuransi karena adanya berbagai risiko yang masih perlu dicermati, salah satunya seperti kebijakan Presiden AS Donald Trump yang proteksionis dan menerapkan tarif tinggi.

Menurut Azis, kebijakan tarif tinggi berpotensi menimbulkan berbagai efek domino mulai dari fluktuasi harga aset dan instrumen investasi, fenomena flight to safety assets, rantai pasok global yang berisiko kembali terfragmentasi, kemungkinan meningkatnya inflasi hingga ruang pemangkasan suku bunga yang lebih terbatas.

Baca juga: Strategi bisnis TUGU dinilai bisa menjaga pertumbuhan tahun ini

Baca juga: Ekspansi segmen ritel dinilai jadi katalis pertumbuhan TUGU pada 2025

Baca juga: Investor disarankan pilih saham dividen jumbo, antisipasi volatilitas

Baca juga: Saham Tugu Insurance diproyeksi bisa tembus Rp1.900

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |