Jakarta (ANTARA) - Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat Witir sebagai ibadah sunah yang dilakukan pada malam hari. Waktu pelaksanaan shalat ini dimulai setelah shalat Isya hingga menjelang terbitnya fajar.
Khusus pada bulan Ramadhan, shalat Witir biasanya dikerjakan setelah shalat Tarawih. Pentingnya shalat ini telah ditegaskan dalam berbagai hadits Rasulullah saw, yang menunjukkan betapa besar anjuran untuk mengamalkannya.
Baca juga: Simak tata cara shalat Idul Adha di rumah sesuai anjuran MUI
Dalil pelaksanaan shalat witir dari sabda Rasulullah yaitu:
أَوْتِرُوْا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ، فَإِنَّ اَللّٰهَ وِتْرٌ يُحِبُّ اَلْوِتْرَ
Artinya: Berwitirlah kalian semua, wahai ahli Al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah itu ganjil, dan menyukai hal-hal yang ganjil (HR Khuzaimah).
Meskipun shalat Witir sering kali dilakukan setelah shalat Tarawih di bulan Ramadhan, anjuran untuk menunaikannya tidak terbatas pada bulan tersebut saja. Ibadah sunah ini tetap dianjurkan untuk dilaksanakan setiap malam sepanjang tahun. Bahkan, keutamaan shalat Witir melebihi seluruh shalat sunah Rawatib lainnya.
Baca juga: Syarat, tata cara dan bacaan shalat Jumat
shalat Witir memiliki perbedaan yang cukup besar dibandingkan shalat sunah lainnya. Perbedaan utama terletak pada jumlah rakaatnya, yang selalu berjumlah ganjil. Di antara berbagai shalat sunah, hanya shalat Witir yang memiliki jumlah rakaat ganjil
Jumlah rakaat Shalat Witir
Shalat Witir dapat dilakukan dengan jumlah rakaat yang bervariasi, dengan ketentuan minimal satu rakaat. Namun, untuk mencapai kesempurnaan dalam pelaksanaannya, jumlah rakaat yang disarankan adalah tiga, lima, tujuh, sembilan, hingga maksimal 11 rakaat.
Tidak diperbolehkan melaksanakan shalat Witir dengan jumlah rakaat yang melebihi 11. Apabila seseorang melakukannya lebih dari batas tersebut, maka rakaat yang berlebih akan dianggap sebagai shalat sunah mutlak, bukan lagi bagian dari shalat Witir.
Niat Shalat Witir
Bagaimana cara melafalkan niat jika shalat Witir dikerjakan dengan dua rakaat terlebih dahulu, diikuti dengan satu rakaat terakhir? Dalam pelaksanaannya, terdapat dua niat yang perlu diucapkan, yaitu untuk shalat dua rakaat dan satu rakaat yang dilakukan secara terpisah.
Baca juga: Shalat tahajud, tata cara dan keutamaannya
Pertama, niat untuk mengerjakan dua rakaat dalam rangkaian shalat Witir adalah sebagai berikut:
اللَّهُ أَكْبَرُ أُصَلِّي سُنَّةَ الرَّكْعَتَيْنِ مِنَ الْوِتْرِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatar rak’ataini minal witri lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya berniat melaksanakan shalat sunah dua rakaat sebagai bagian dari shalat Witir karena Allah Ta’ala.”
Kedua, niat untuk melaksanakan satu rakaat terakhir shalat Witir adalah:
اللَّهُ أَكْبَرُ أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri rak’atan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya berniat melaksanakan shalat sunah Witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.”
Demikianlah tata cara niat shalat Witir dengan pembagian rakaat tersebut. Wallahu a’lam.
Baca juga: Niat dan tata cara shalat tasbih pada malam 10 Muharram
Baca juga: Tata cara shalat istikharah
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025