Jakarta (ANTARA) - Tanaman Amorphophallus titanum Becc atau dikenal dengan bunga bangkai yang menjadi koleksi Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, kembali mekar pada awal tahun 2025 ini.
Tanaman dengan nomor koleksi 76 C itu mekar untuk yang ketiga kalinya setelah sebelumnya mekar pada 2015 dan 2019 lalu dengan tinggi mencapai 2,8 meter.
Menurut pemantauan unit pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas bunga yang saat ini mekar mulai teramati pada 26 Desember 2024. Bunga ini mekar sempurna tepat pada Senin (17/2) pukul 00.45 WIB dengan tinggi perbungaan menjulang tinggi dengan tongkol (spadiks) 293 cm (2,93 m) dan lebar seludang bunga (spatha) 126 cm.
Peneliti Ahli Muda, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Destri melalui keterangan di Jakarta, Senin, menyampaikan kemungkinan umbi bunga yang saat ini mekar mengalami penurunan kualitas media sehingga menyebabkan keterlambatan perbungaannya.
Baca juga: Bunga Bangkai setinggi 1,5 meter mekar di Rejang Lebong
Baca juga: Bunga bangkai setinggi 2,62 meter mekar di habitat rafflesia Agam
"Seharusnya secara normal tanaman tersebut berbunga tahun 2023 tetapi mengalami keterlambatan. Hal ini kemungkinan disebabkan umbi mengalami masalah, seperti kena hama ataupun penyakit dan membutuhkan waktu untuk pemulihan," katanya.
Destri juga menyebutkan keterlambatan tersebut menjadikan cadangan makanan terkumpul banyak, sehingga ketinggian bunganya melebihi dari yang sebelumnya.
Ia menjelaskan saat ini jumlah koleksi tanaman bunga bangkai yang ada di Kebun Raya Cibodas sebanyak 11 nomor spesimen.
Untuk menambah jumlah koleksi yang ada di Cibodas dan sebagai tanaman cadangan, maka dilakukan penyerbukan buatan. Hal ini dikarenakan bunga bangkai yang ada di Kebun Raya Cibodas tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri.
"Jika di luar habitat aslinya, tanaman tersebut tidak akan bisa melakukan penyerbukan sendiri karena dia sendirian. Namun, di habitat aslinya tanaman tersebut memiliki banyak teman yang lainnya. Sehingga saat dia mekar dan teman yang lain juga mekar, maka penyerbukan bisa terjadi secara alami dibantu oleh serangga," kata Destri.
Tanaman bunga bangkai memiliki keunikan tersendiri, yaitu selain memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai, juga mempunyai perbungaan yang sangat besar yang bisa disebut sebagai the giant inflorescence in the world.
Tanaman ini termasuk tanaman asli Indonesia endemik Sumatera. Adapun di Kebun Raya Cibodas, tanaman tersebut merupakan anakan dari induk bunga bangkai yang diambil dari kawasan Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.
Tanaman yang memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif (berdaun), generatif (berbunga), dan dorman (istirahat) ini termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan penilaian International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 dan dilindungi keberadaannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.*
Baca juga: Momen langka, Bunga Bangkai mekar pertama kali di Kebun Raya Purwodadi
Baca juga: Kebun Raya Cibodas catat angka kunjungan 5.000 orang per hari
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025