Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, memastikan warga tidak terisolasi dampak jembatan ambruk yang membentang Sungai Cirompang, Kecamatan Bungbulang, karena masih ada jalan lain yang bisa dilewati meski memutar arah lebih jauh.
"Tidak ada korban masyarakat, hanya akses yang perlu memutar kurang lebih 2-3 kilometer," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh di Garut, Senin.
Ia menuturkan hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Garut menyebabkan air sungai meluap dan menghantam jembatan darurat yang dibangun oleh Vertikal Rescue Indonesia (VRI) untuk memudahkan akses masyarakat.
Baca juga: BPBD Jabar: Waspada potensi longsor & pergerakan tanah di 11 kabupaten
Namun sebelum jembatan itu resmi difungsikan, kata dia, sudah roboh dan masyarakat yang hendak menyeberangi sungai untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari harus menggunakan akses jalan lama yang lebih jauh.
"Masih proses pembangunan terdampak banjir bandang, sehingga kondisinya hancur dan tidak dapat digunakan," katanya.
Ia menyampaikan jembatan darurat yang dihantam arus sungai, kemudian rusak, merupakan yang kesekian kalinya, lalu pihak VRI kembali membangun lagi, dan kembali rusak, rencananya akan kembali memperbaiki jembatan darurat tersebut.
Baca juga: BMKG: 106 kali gempa guncang Jawa Barat selama Januari 2025
Daerah tersebut, kata Aah, merupakan kawasan yang berbahaya terdampak luapan arus air Sungai Cirompang saat musim hujan, meski begitu kawasan pemukiman penduduk dinilai aman dari luapan sungai.
"Sangat berbahaya, tapi penduduk relatif aman," katanya.
Sebelumnya jembatan sepanjang 100 meter yang menghubungkan Kampung Wangun dengan Kampung Saparantu, Desa Jagabaya, Kecamatan Bungbulang, kembali rusak sebelum jembatan itu resmi difungsikan untuk akses masyarakat.
Baca juga: BNPB transfer dana bantuan untuk korban gempa di Garut
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025