Jakarta (ANTARA) - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menorehkan pendapatan bersih Rp3,86 triliun pada 2024, naik Rp110,42 miliar (yoy) atau 2,94 persen dibanding periode sama 2023 sebesar Rp3,75 triliun.
BNBR juga menorehkan laba bersih Rp336,04 miliar pada 2024, naik Rp71,59 miliar atau 27,07 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp264,45 miliar.
"Kami bersyukur di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, perseroan mampu mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024. Ini merupakan hasil dari kerja keras tim dalam menjalankan sejumlah proyek strategis unit-unit usaha, terutama di sektor manufaktur dan elektrifikasi transportasi publik," kata Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Novyan Bakrie, usai menerbitkan laporan keuangan tahun buku 2024, di Jakarta, Selasa.
Anin, panggilannya, dalam siaran pers perseroan, menjelaskan kenaikan pendapatan bersih tersebut antara lain berasal dari kenaikan pendapatan PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp247,37 miliar atau meningkat 10,8 persen dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) sebesar Rp46,38 miliar atau meningkat 44,1 persen berasal dari peningkatan penjualan bus listrik.
Sementara itu, Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M Sakti menambahkan saat ini postur neraca perseroan jauh lebih ramping dan sehat.
Setelah sekian tahun proses restrukturisasi berlangsung, disusul dengan aksi korporasi kuasi reorganisasi yang telah efektif pada 22 Agustus 2024. Perseroan juga telah menyelesaikan tahapan akhir aksi korporasi berupa private placement.
Dengan penyelesaian aksi korporasi ini, rasio debt to assets perseroan turun menjadi 43 persen dari 63 persen pada akhir 2023. Sedangkan, rasio debt to equity perseroan juga turun signifikan menjadi 75 persen dari 167 persen pada akhir 2023.
Current ratio perseroan juga meningkat tajam menjadi 169 persen dari 100 persen pada 2023.
Per 31 Desember 2024 perseroan berhasil mencatatkan laba ditahan sebesar Rp329 miliar sebagai dampak dari aksi korporasi kuasi reorganisasi yang telah berhasil menghapus defisit Rp19,5 triliun.
Baca juga: BNBR optimis di 2024 mampu menorehkan capaian positif
Anin juga menjelaskan anak usaha perseroan yang bergerak di industri kendaraan listrik PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) telah menyelesaikan pembangunan fasilitas perakitan kendaraan listrik komersial berbasis completely knocked down (CKD) pertama di Indonesia yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, pada awal 2025.
Bus listrik 12 meter yang dirakit melalui fasilitas perakitan ini telah tersertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.
Sebelumnya, VKTR tidak hanya menyelesaikan penjualan sebesar 21 unit bus listrik kepada operator TransJakarta, tetapi juga merealisasikan penjualan pertama untuk penggunaan bus listrik untuk mobilitas bandara (airport bus).
Di sektor bisnis swasta, VKTR kembali merealisasikan penjualan 7 unit bus listrik sebagai transportasi dan mobilisasi karyawan perusahaan sektor industri pulp dan kertas.
Selain itu, VKTR memperluas kontribusinya di sektor truk listrik dengan melakukan penjualan pertamanya, yakni compactor, kepada klien BUMN yang diperuntukkan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Tidak hanya itu, VKTR melalui anak perusahaan juga mencatat penjualan 7 unit forklift listrik ke perusahaan grup internal serta perusahaan swasta.
BNBR juga tengah mempercepat pengembangan infrastruktur energi baru terbarukan, yang dikembangkan melalui anak usaha PT Bakrie Power, yakni PT Helio Synar Energi (Helio).
Setelah berhasil mengembangkan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di pabrik PT Braja Mukti Cakra (BMC), Helio juga merampungkan pembangunan PLTS atap di fasilitas operasional lainnya di lingkungan Grup Bakrie, yakni di PT Bakrie Pipe Industries (BPI) dengan kapasitas yang lebih besar.
"Melalui Helio, perusahaan secara khusus mengerjakan proyek pembangkit listrik EBT yang ramah lingkungan dan menjadi tren masa depan," kata Anin.
BNBR juga merintis usaha baru melalui PT Modula Sustainability Indonesia (Modula), yang berinvestasi di subsektor teknologi konstruksi pencetakan 3-dimensi (3DCP), berpatungan dengan COBOD International dari Denmark, yang dimiliki perusahaan terkemuka dunia seperti GE (USA), Cemex (Belanda), Holcim (Swiss), dan Peri (Jerman).
Modula menjadi pembuka bisnis baru di industri bahan bangunan dan memberikan alternatif dalam konstruksi bangunan dengan teknologi yang cepat, advanced dan ramah lingkungan.
Di sepanjang 2024, katanya, unit usaha BNBR telah berhasil meraih prestasi yang membanggakan.
Anak perusahaan BNBR di industri pipa baja, PT Bakrie Pipe Industries (BPI), mampu membukukan pendapatan Rp2,29 triliun atau naik 2,3 persen dibanding revenue di periode sama 2023 yang sebesar Rp 2,24 triliun.
Kenaikan pendapatan BPI mayoritas berasal dari order sektor oil and gas sebesar Rp37,7 miliar dan general market sebesar Rp14 miliar.
PT Southeast Asia Pipe Industries (SEAPI) menorehkan pendapatan sebesar Rp151,88 miliar, atau naik 89 persen dibanding revenue di periode sama 2023 yang sebesar Rp80,36 miliar.
Kenaikan pendapatan SEAPI ini berasal dari sejumlah proyek di industri hulu migas.
BIIN mencatatkan penjualan sebesar Rp410 miliar, atau naik 33,3 persen dibanding periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp307 miliar.
Kenaikan ini berasal dari pendapatan PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) atas sejumlah proyek yang dijalankan perseroan.
Di lini industri konstruksi dan EPC, PT Bakrie Construction (BCons) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp39,9 miliar, atau naik 396,7 persen dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 8,03 miliar.
Kenaikan pendapatan ini berasal dari sektor industri hulu migas.
Baca juga: BNBR tuntaskan program restrukturisasi utang
Baca juga: BNBR-Envision sepakat bangun PLTS terapung dan PLTB
Baca juga: BNBR turunkan liabilitas 38 persen di kuartal III 2024
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025