Jakarta (ANTARA) - Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mego Pinandito mengatakan arsip memiliki peran penting untuk melengkapi lubang-lubang informasi yang penting dan krusial dalam penulisan sejarah baru.
"ANRI punya tugas untuk betul-betul menjaga arsip yang sudah ada, yang otentik, original, dan itu betul-betul asli, sehingga kalau dijadikan sumber, itu pasti benarnya. Arsip itu berperan penting menyambungkan dan mengisi berbagai serta informasi yang masih lubang, melengkapi cerita sejarah agar tidak langsung melompat," katanya di Gedung ANRI Jakarta Selatan, Kamis.
Menurutnya, penulisan ulang sejarah baru yang saat ini tengah dilakukan pemerintah yakni untuk melengkapi jejak-jejak sejarah yang sebelumnya masih rumpang dan belum utuh informasinya.
Baca juga: Aktivis: Penulisan sejarah versi baru momentum rekonsiliasi bangsa
"Artinya kita ingin menyempurnakan sejarah-sejarah yang ada saat ini, karena mungkin pada saat sejarah yang dulu itu ditulis, masih ada informasi yang belum terpegang atau saat itu penulis enggak tahu ada di mana serpihan ceritanya. Maka, sejalan dengan itu, tentu ini bukan karangan atau pendapat maupun opini dari seseorang, melainkan berdasarkan bukti dari arsip, dari ANRI yang bertugas menjaga dan menggali sejarah yang belum lengkap itu," paparnya.
Ia menegaskan, selama ini ANRI telah berkolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan, bahkan terlibat dalam tim penulisan sejarah baru yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto, sehingga nantinya tidak akan ada informasi-informasi yang kabur.
"Tentu dengan pelibatan ratusan sejarawan itu, kalau sudah mulai dan sebagian juga sudah berjalan, pemerintah akan terus mencari sumber-sumber, apakah masih ada lagi tambahan arsip yang baru, yang pada saat penulisan sejarah yang dulu itu belum ada. Ini menjadi tugas dari ANRI bersama tim yang nanti dibentuk untuk kemudian melengkapi informasi dan data-data yang dibutuhkan," tuturnya.
Baca juga: Ketua DPR minta Pemerintah tak kaburkan penulisan sejarah versi baru
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelamatan, Pelestarian, dan Pelindungan Arsip ANRI Kandar mengemukakan penulisan sejarah baru ini ditargetkan akan dibuka untuk publik pada Bulan Agustus mendatang.
"Bulan Juni ini kami bekerja secara intensif, nanti hasilnya semoga Bulan Agustus sudah bisa dibuka ke publik," ucapnya.
Sebelumnya, usai pertemuan dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa akan ada revisi catatan sejarah Indonesia.
"Catatan sejarah Indonesia akan diperbaharui berdasarkan hasil kajian para ahli sejarah. Kita akan segera menulis updated version atau revisi terbaru buku sejarah kita dalam rangka 80 Tahun Indonesia Merdeka," kata Fadli.
Baca juga: MPR: Perjuangan pahlawan harus disampaikan utuh di sejarah versi baru
Revisi tersebut, misalnya yakni mengenai zaman prasejarah, yang berdasarkan penelitian terbaru, sejarah peradaban di kawasan Indonesia ternyata lebih tua.
"Ada temuan-temuan baru, misalnya penelitian terbaru dalam prasejarah kita seperti Gua Leang-Leang Maros yang tadinya usianya diduga 5.000 tahun ternyata 40.000-52.000 tahun yang lalu usianya, itu kan harus ditambahkan. Kalau tidak ada yang baru ya kita teruskan," ujar Fadli.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025