Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Alwi Farhan menyebut menyabet gelar juara Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Campuran Asia 2025 (BAMTC 2025) menjadi pembuktian kualitas tunggal putra Indonesia.
Sebelumnya, sejumlah kalangan menyebut regenerasi tunggal putra cukup lambat, namun menurut Alwi dengan hasil yang dicapai di BAMTC menjadi pembuktian.
"Saya rasa ini adalah salah satu ajang pembuktian juga buat kami, apalagi pemain muda seperti saya di sektor tunggal putra menurunkan pemain seperti saya dan Bang Saut (Marcellyno)," kata Alwi Farhan kepada ANTARA, Senin.
"Pastinya (ini penting) walaupun mungkin di tunggal putra kami peringkatnya saat ini yang cukup paling bawah, tapi kami ingin menunjukkan meski peringkat kami di bawah tapi berkualitas," imbuh pebulu tangkis berusia 19 tahun tersebut.
Alwi menjadi bagian penting dalam kemenangan Indonesia atas tuan rumah China 3-1 pada babak final di Conson Gymnasium, Qingdao, China, Minggu (16/2).
Pebulu tangkis peraih medali perak Piala Thomas 2024 tersebut menilai bahwa kunci kemenangan atas China adalah para pemain yang tak terlalu mengambil pusing akan dukungan dan sorak-sorai dari penonton tuan rumah yang mencoba untuk menghilangkan konsentrasi lawan.
Baca juga: Meski bawa Indonesia juara BAMTC, Alwi Farhan merasa belum puas
"Pastinya kami main di China, satu GOR mendukung tim China tapi saya tidak terlalu fokus di situ...saya hanya fokus dengan apa yang ada di depan saya, saya hanya fokus kepada suara suara dari tim saya," ujar Alwi.
Tercatat Indonesia juga menjadi tim yang tak terkalahkan sepanjang turnamen tersebut.
Pencapaian ini sekaligus menjadi pencapaian terbaik bagi tim Merah Putih yang terakhir kali berkompetisi hanya menjadi semifinalis dan meraih medali perunggu.
Selanjutnya Alwi tengah bersiap untuk bertanding di gelaran Jerman Terbuka 2025 yang berlangsung pada awal Maret.
Baca juga: Indonesia juara BAMTC 2025 usai kalahkan China 3-1
Baca juga: Alwi tampil sempurna, sumbang poin di final BAMTC 2025
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025